Tak Disangka! Ternyata Makanan Bisa Picu Paham Radikalisme. Begini Penjelasannya

- 12 Januari 2022, 18:07 WIB
Ilustrasi makanan dengan kandungan bahan pengawet serta perasa kimia, yang diyakini mampu mempengaruhi seseorang berbuat radikal
Ilustrasi makanan dengan kandungan bahan pengawet serta perasa kimia, yang diyakini mampu mempengaruhi seseorang berbuat radikal /Pixabay

"Jadi, kalau seseorang terbiasa mengonsumsi bahan pengawet, pemanis, dan perasa, secara kimiawi dan biologis, tubuhnya sudah rusak dan itu menyebabkan instabilitas emosional. Sehingga radikalisme cenderung bertemu di alam pikiran," kata Dody.

Faktor kedua serangan pintar fun atau budaya bersenang-senang, yaitu kondisi ketika seseorang terbiasa bersenang-senang, bahkan menjadi kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Baca Juga: Teror Hantu Jam Gento Bikin Resah. Pegawai Diskominfo Kabupaten Merangin Gelar Doa Bersama

"Serangan fun menyebabkan manusia terdorong secara instingtif melakukan tindak radikalisme," jelasnya.

Ketiga, kata dia, serangan pintar fantasi, yakni ilusi dan imajinasi berlebihan yang mengganggu stabilitas pikiran seseorang dan mendorongnya bertindak radikal.

Serangan pintar keempat fashion dalam artian luas yang dapat dilihat dari kebiasaan membagikan status aktivitas sehari-hari di media sosial.

Baca Juga: Rajin Mencuci Rongga Hidung, Cara Mencegah Penularan Virus Covid-19 Varian Omicron, Simak Yuk!

"Contohnya, kebiasaan seseorang membagikan status di media sosial, seperti sedang makan lalu diunggah. Fashion ini berbahaya karena mendorong orang menjadi konsumtif sehingga ekonomi dalam negeri tergerus. Jika kehilangan akumulasi finansial, bisa menjadi radikal," jelas Dody.

Lalu yang kelima, finansial dapat dilihat ketika seseorang dengan gaji terbatas, melakukan kredit. Serangan seperti itu, kata Dody, dapat memicu seseorang menjadi radikal untuk memenuhi keinginannya yang dibatasi oleh finansial.

"Selanjutnya, serangan keenam adalah serangan pintar filosofi. Ini tugasnya BNPT, yaitu perang ideologi. Seperti sekarang, kita ada perang ideologi transnasional mulai dari isu kekerasan dan radikailisme," katanya.

Halaman:

Editor: Klasik Herlambang

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah