Jadi Agenda DEWG-G20, Sekjen Kominfo Ajak Media Massa Bangun Kecakapan dan Literasi Digital Masyarakat

- 19 Februari 2022, 11:46 WIB
DEWG Sofa Talk: Mengulik Isu Kecakapan dan Literasi Digital di Forum G20, yang berlangsung secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat, 18 Februari 2022./
DEWG Sofa Talk: Mengulik Isu Kecakapan dan Literasi Digital di Forum G20, yang berlangsung secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat, 18 Februari 2022./ /InfoPublik indonesia.go.id

WNC – JAKARTA – Media massa memiliki peran penting dalam mendiseminasikan informasi mengenai kecakapan dan literasi digital di Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Mira Tayyiba mengajak media untuk menjalankan peran dalam mengedukasi masyarakat.

“Peran media bukan saja mendiseminasi informasi, tapi turut mengedukasi. Jadi mari gunakan kesempatan membangun ruang digital Indonesia yang bersih dan sehat, supaya kita bisa memanfaatkannya secara produktif,” ujarnya dalam DEWG Sofa Talk: Mengulik Isu Kecakapan dan Literasi Digital di Forum G20, secara virtual dari Jakarta Pusat, Jumat, 18 Februari 2022.

Mira Tayyiba menyatakan, isu literasi digital menjadi salah satu tema bahasan dalam Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

Baca Juga: LavAni Duduki Puncak Klasemen Sementara Proliga 2022 usai Kalahkan Samator di Sentul Bogor

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengajak media massa dan elemen pentahelix nasional untuk berkolaborasi memperjuangkan isu kecakapan dan literasi digital dalam agenda DEWG tahun ini.

“Semuanya melalui skema pentahelix nasional lain, seperti media akademisi, dunia usaha, komunitas hingga masyarakat luas, ini bisa menggarisbawahi, bisa menunjukkan urgensi dari literasi dan kecakapan digital, agar masyarakat mendapat manfaat,” jelasnya.

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo yang juga Chair DEWG Presidensi G20 Indonesia 2022, percepatan transformasi digital nasional perlu didorong dengan keberadaan ekosistem digital yang inklusif.

Melalui DEWG Presidensi G20 Indonesia, pemerintah mengusung tiga isu prioritas yakni Konektivitas dan Pemulihan Pasca Pandemi Covid-19, Kecakapan dan Literasi Digital serta Arus Data Lintas Batas. 

Baca Juga: Tiga Kios di Pasar Sayung Dilahap Si Jago Merah, Kepulan Asap Diketahui Petugas saat Kontrol

Mengutip data We Are Social dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, yang dilansir WNC dari Info Publik indonesia.go.id, Sekjen Mira Tayyiba menunjukkan pengguna internet di Indonesia lebih dari 200 juta penduduk atau sekitar 73,7%. 

“Rata-rata pengguna mengakses internet selama 8 jam 36 menit sehari.  Jadi hampir 9 jam, kalau kita ambil dari 24 jam sehari, berarti 37,5 persennya didedikasikan di internet. Sayang jika tidak kita manfaatkan untuk hal yang tidak produktif,” ungkapnya.

Masyarakat pengguna platform digital seharusnya tidak sekadar menggunakan ruang digital. Namun, perlu memperhatikan dampak yang didapatkan dengan memanfaatkan ruang digital.

“Yang kita maksudkan bisa memakainya adalah yang pertama, tentunya memiliki kemampuan untuk menggunakannya. Dan yang kedua, adalah dalam menggunakannya harus beretika,” tandasnya.

Baca Juga: Juara di Grup A, Timnas Bulutangkis Putra Susul Tim Putri Masuk Semifinal Kejuaraan BATC 2022

Berdasarkan data Kemkominfo, pada Desember 2021 Pemerintah telah memutus akses atau takedown sekitar 2,7 juta konten negatif di runang digital. Hal itu sebagai gambaran dampak penggunaan ruang digital yang tidak produktif.

“Kenapa di-takedown? Karena kita ingin ruang digital kita bersih dan sehat agar bisa digunakan secara produktif,” katanya.

Ibaratnya rumah, jika banyak barang tidak digunakan dan menjadi sampah, penggunaan ruang secara efektif juga sulit.

Kalau masing-masing kita memiliki pengetahuan dan pemahaman memilih dan memilah, tidak akan ambil sampah itu, tidak akan terprovokasi oleh sampah itu,” jelasnya.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah