Jemunak Kuliner khas Kabupaten Magelang, Bercita Rasa Manis, Menu ini hanya ada di Bulan Ramadhan

18 April 2022, 15:51 WIB
Menu Jemunak makanan khas Kabupaten Magelang ini selalu menjadi primadona selama bulan Ramadhan. /Foto: Tangkapan layar/Instagram/@anisa.nk/


WNC - KULINER - Berburu menu takjil sudah menjadi rutinitas masyarakat setiap sore hari menjelang berbuka puasa. Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ada 1 menu unik yang banyak diburu warga.

Bercita rasa manis, kuliner satu ini wajib di coba. Yap jemunak namanya, berbahan ketela pohon dan ketan makanan ini laris diburu warga.

Uniknya, makanan tradisional khas Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini cuma bisa dijumpai saat bulan Ramadan.

Dikutip WNC melalui Jatengprov.go.id, jemunak merupakan makanan khas selama puasa. Bahannya dari ketela pohon, ketan, gula jawa, kelapa, dan dibungkus daun pisang.

Baca Juga: Vertigo Kambuh saat Berpuasa, Nih ada Tips dan Cara Menanganinya. Simak Yuk!

“Bikinnya sudah 20 tahun lebih, dari awal bikin di Dusun Karaharjan Gunungpring Muntilan,” kata pembuat jemunak, Ponisih (53).

Cara membuatnya, pertama, masak ketan dahulu sampai setengah matang, sembari parut singkong. Lalu nanti keduanya dikukus dijadikan satu, ketika sudah matang adonan lalu ditumbuk.

Setelah ditumbuk, adonan itu akan ditaburi parutan kelapa yang sudah dikukus serta gula Jawa yang sudah dicairkan, dan dibungkus daun pisang.

“Nanti diambil bakul-bakul ke sini, dijual di sekitar Gunungpring. Selain di Gunungpring nggak ada. Mungkin ada, tapi nggak begitu laku. Ya memang ciri khasnya Gunungpring,” tuturnya.

Baca Juga: Ngeri! Ibu dan Anak di Kudus Dibakar Suami, Keduanya Meninggal, Sementara Pelaku Kritis

Dalam sehari, Ponisih mengaku bisa membuat sampai 30 kg adonan jemunak, untuk bisa menikmati manis legitnya menu ini, Anda cukup merogoh koceh Rp2.000 per bungkus.

Sementara, ia dibantu adik dan anaknya, Ponisih mengaku ia menjual ini meneruskan usaha orangtuanya.

Ditambahkan, proses memarut singkong harus menggunakan tangan. Kalau menggunakan mesin nantin adonan tidak tercampur sempurna.

Baca Juga: Hidup Sebatangkara, Pria 60 Tahun di Tangerang Ditemukan Membusuk, Diduga karena Sakit

Selain itu, masaknya juga harus pakai tungku kayu bakar. Kata Ponisih, kalau pakai kompor gas, rasa jemunak jadi kurang enak.

Ponisih mengaku, Sultan dari Keraton Yogyakarta pernah memesan jemunak padanya.

“Waktu itu ada acara kuliner di Gunungpring, ada utusan dari Jogja, selang berapa hari itu kok minta (dibuatkan). Lupa (pesan) berapa ya, tapi sepertinya cuma untuk konsumsi pribadi,” kisahnya. ***

 

Editor: Indah Panca Kusumawati

Sumber: Jatengprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler