Proses komunikasi yang baik akan tercapai dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi. Namun, jika terjadi gangguan berbahasa, tentu proses komunikasi tidak bisa berjalan lancar.
“Maka media pembelajaran berbahasa sangat diperlukan bagi para penderita afasia,” ujar Ilma Zulfa.
Aplikasi Tepekota dirancang Ilma dan Maydi, didedikasikan membantu penderita gangguan komunikasi penderita afasia yang biasanya memahami bahasa, tetapi kesulitan merangkai kalimat sehingga diperlukan alat bantu.
Dijelaskan, aplikasi Tepekota memiliki 3 fitur utama yaitu materi terkait afasia, permainan, serta info aplikasi. Dengan Tepekota, penderita afasia bisa melatih kemampuan berbahasanya secara perlahan.
Secara keseluruhan aplikasi ini dilengkapi empat model pembelajaran dasar, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.
Kemudian panduan pengembangan menggunakan analisis neurolinguistik dan SWOT serta manajemen risiko aplikasi Tepekota.
“Intinya, adanya aplikasi Tepekota merupakan inovasi yang digunakan untuk membantu penderita afasia dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi,” paparnya.
Diharapkan melalui aplikasi ini penderita gangguan berbahasa dapat memperbanyak kosakata dengan model sangat ringan dan materi mudah dipahami dengan bantuan audio-visual.