Antisipasi Kelangkaan dalam Negeri, Anggota Komisi VI DPR RI Minta Pemerintah Stop Ekspor Minyak Goreng

14 Maret 2022, 17:28 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko bersama Anggota Komisi VIII Endang Maria Astuti saat audiensi dengan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso beserta jajarannya./ /Desy//WNC/

WNC – JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko meminta pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah minyak goreng jika berimbas kelangkaan di dalam negeri.

Langkah itu perlu diakukan untuk mengakhiri keresahan masyarakat. Singgih juga mempertanyakan larinya produksi minyak goreng di tanah air yang melimpah, hingga menimbulkan kelangkaan.

Hal itu disampaikan Singgih Januratmoko saat Audiensi dengan jajaran pengurus DPP LDII (Lembaga Dakwh Islam Inonesia) di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022. Aara tersebut juga dihadiri Anggota Komisi VIII Endang Maria Astuti dan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut Singgih, data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), produksi minyak sawit mentah (CPO) tanah air mestinya mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Swalayan di Wonogiri Jual Minyak Goreng Murah Rp14 Ribu, Tetapi Harus Beli Komoditas Lain Seharga Rp25 Ribu

 “Persoalannya memang ada pada pengawasan. Benarkah yang 70 persen diekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri?” tanyanya melalui keterangan tertulis yang dikirimkan ke WNC.

Singgih menyebut, bila produksi dalam negeri tidak cukup juga, ia meminta pemerintah mengurangi espor dan meningkatkan pasokan dalam negeri 40 persen.

“Bila masih langka, ya kami meminta pemerintah menghentikan ekspor sampai kebutuhan minyak goreng dalam negeri terpenuhi,” ujarnya.

Dikatakaan, sebagai penghasil CPO nomor satu dunia, sangat tidak wajar bila terjadi kelangkaan minyak goreng.

Baca Juga: Polemik Logo Label Halal Baru, Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat Beri Tanggapan

 “Saya khawatir jatah 30 persen di dalam negeri ini ada yang memainkan, misalnya diselundupkan ke luar negeri,” kata Singgih.

Menurut Singgih, pengusaha pasti ingin laba besar. Apalagi harga CPO dunia sedang tinggi-tingginya, tentu ini menggiurkan mereka.***

Editor: Dwi Soewanto

Tags

Terkini

Terpopuler