Tradisi 100 Tahun, selama Bulan Ramadhan Masjid Jami Pekojan Semarang Sediakan 150 Porsi Bubur India

9 April 2022, 12:07 WIB
Bubur India disediakan pengurus Masjid Pekojan untuk waega selama bukan Ramadhan. /Foto: Jatengprov.go.id/


WNC - SEMARANG - Setiap bulan Ramadhan ada sebuah kegiatan rutin yang digelar di Masjid Jami Pekojan di Kota Semarang.

Pengurus masjid menyiapkan ratusan menu bubur India disediakan bagi para warga sebagai hidangan berbuka puasa.

Warga akan berdatangan ketika mendekati waktu sholat Mahrib. Di bagian masjid tersebut, pengurus masjid telah terlebih dulu menata mangkuk ukuran kecil berisikan bubur India.

Pengurus dan Takmir Masjid Jami Pekojan, Ahmad Ali menjelaskan, selama bulan Ramadan, pengurus masjid mengadakan buka puasa bersama. Kegiatan itu dilakukan setelah diawali kegiatan pengajian terlebih dahulu.

Baca Juga: Gambaran Zodiak VIRGO Minggu ini; Jangan Menyerah meski Kontak Pertama atau DM tidak Ditanggapi

“Yang kita sajikan 150 porsi, dan yang dibawa pulang bisa lebih dari itu (150 porsi). Karena masyarakat di sini banyak membawa pulang bubur,” kata Ali yang juga salah satu juru masak bubur India, saat ditemui di halaman Masjid Jami Pekojan, baru-baru ini.

Sebagaimana dilansir WNC melalui Jatengprov.go.id, kegiatan buka bersama dengan menu bubur India sudah berlangsung 100 tahun. Kebiasaan membuat bubur telah berlangsung lama.

Sampai saat ini, rutinitas buka puasa bersama menu bubur India masih berlangsung setiap kali Ramadan. Masjid akan terus menyediakan menu ini sampai malam Lebaran Idul Fitri tiba.

Setiap kali membuat bubur, pengurus masjid menghabiskan sekitar 22 kilogram beras per hari. Takaran beras sejumlah itu bisa menghasilkan 300 porsi bubur.

Baca Juga: Seorang Pria Perkosa dan Rampok Teman Kencannya, Keduanya Berkenalan Melalui Aplikasi MiChat

Dengan dipadu santan kental hingga rempah seperti serai, kayu manis, jahe, daun salam, wortel, onclang, dan bawang merah.

Proses pembuatannya, jelas generasi keempat pembuat bubur India di Masjid Pekojan ini, dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Proses masak harus selesai ketika waktu Salat Asar tiba, karena selepas Asar, pengurus masjid harus membagikan bubur ke mangkuk.

Disinggung mengenai sejarah bubur India di Masjid Pekojan, ia menjelaskan, hal itu bermula dari adanya pedagang asal India yang berdagang ke Semarang.

Mereka tidak hanya berdagang tapi juga berdakwah. Selama di Semarang, mereka berdomisili di Masjid Pekojan dan sekitarnya.

Baca Juga: Komnas HAM Desak Polda Sumut Usut Tuntas Kasus TPPO di Kerangkeng Manusia Bupati Langkat

“Karena sering bertemu, kita diberi tahu bumbunya atau mengajak membuat bubur India,” imbuhnya.

Penikmat bubur India, Andani, mengaku, dia kerap melahap bubur India di Masjid Pekojan. Sebab dia senang dengan aroma rempah-rempah dari bubur India.

“Gurih rasanya, dan terasa banget rempah-rempahnya,” kata Andani. ***

 

Editor: Indah Panca Kusumawati

Sumber: Jatengprov.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler