Kehilangan Habitat, Burung Madu Ikonik Australia Ini Terancam Punah dalam 20 Tahun ke Depan

- 16 Januari 2022, 09:59 WIB
Burung Regent Honeyeater Australia yang terancam punah
Burung Regent Honeyeater Australia yang terancam punah /Xinhua/ANU

WNC - Para ilmuwan di Australia mengingatkan ancaman kepunahan salah satu spesies burung ikonik di negeri tersebut.

Disebutkan bahwa burung Regent Honeyeater sedang menghadapi ancaman kepunahan dalam 20 tahun jika tidak segera dilakukan upaya konservasi.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan baru-baru ini, para peneliti dari Australian National University (ANU) menemukan bahwa berbagai upaya konservasi intensif saat ini untuk burung Regent Honeyeater tidak cukup, untuk menyelamatkan spesies tersebut.

Baca Juga: Serangan Harimau Sumatera Bikin Resah, Tim BKSDA Bengkulu Siapkan Meriam Khusus

"Populasi burung Regent Honeyeater merosot tajam akibat hilangnya lebih dari 90 persen habitat hutan pilihan mereka," ujar Rob Heinsohn, penulis utama studi tentang burung tersebut dari ANU, dalam rilis media pada Kamis 13 Januari 2022.

Burung penyanyi endemik di Australia tenggara itu pernah menjadi salah satu spesies paling umum di benua itu.

Namun kini populasinya diduga tinggal kurang dari 300 ekor, akibat hilangnya habitat.

Baca Juga: Diresmikan Kasal, Monumen KRI Nanggala Bakal Jadi Destinasi Wisata Sejarah Baru di Surabaya

"Kurang dari 80 tahun yang lalu, burung itu merupakan salah satu spesies yang paling umum ditemui, mulai dari Adelaide hingga Rockhampton. Sekarang ini burung tersebut tengah mengikuti jejak kepunahan burung dodo," ujar dia.

Tim Heinsohn melakukan kerja lapangan intensif selama enam tahun, guna memahami lebih dalam terkait penurunan dramatis populasi burung Regent Honeyeater tersebut.

Sifat alami yang nomaden memang membuat pekerjaan pengamatan terhadap burung itu menjadi lebih sulit.

Baca Juga: Waduh! Pemantauan Gunung Sumbing Terganggu, Perlengkapan Seismik Hilang Dicuri

Namun para peneliti menduga menurunnya tingkat keberhasilan dalam perkembangbiakan burung itu karena adanya predator yang menyerang sarangnya.

Tim itu menggunakan temuan mereka untuk membangun model populasi guna memprediksi apa yang akan terjadi pada populasi liar.

Dengan begitu bisa mengidentifikasi tiga prioritas konservasi utama guna menyelamatkan spesies tersebut.

Baca Juga: 3 Residivis Pencurian Berulah, Bawa Kabur Sapi Berbekal Google Maps, Satu Pelaku Buron

Yakni menggandakan keberhasilan sarang, meningkatkan jumlah burung yang dibiakkan di kebun binatang untuk dilepasliarkan ke alam, serta melindungi habitat.

Dijelaskan Heinsohn bahwa tanpa lebih banyak habitat, reintroduksi dan upaya perlindungan sarang akan menjadi sia-sia.

Ini karena ukuran kawanan itu tidak akan pernah mencapai massa kritis yang dibutuhkan burung tersebut, untuk berkembang biak dengan aman tanpa perlindungan.

"Studi kami memberikan sekaligus harapan dan peringatan yang mengerikan. Kita dapat menyelamatkan burung-burung ini, tetapi akan membutuhkan banyak upaya dan sumber daya dalam waktu yang lama untuk melakukannya," tandasnya. ***

Editor: Klasik Herlambang

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah