Wujudkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren, Menag Kukuhkan 9 Kiai sebagai Majelis Masyayikh

- 30 Desember 2021, 13:38 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengukuhkan 9 Kiai sebagai Majelis Masyayikh, Kamis, 30 Desember 2021
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengukuhkan 9 Kiai sebagai Majelis Masyayikh, Kamis, 30 Desember 2021 /WNC/kemenag.go.id

WNC – JAKARTA - Sembilan Kiai dikukuhkan dalam Majelis Masyayikh. Majelis Masyayikh merupakan bentuk dari rekognisi negara terhadap kekhasan pendidikan pesantren melalui proses penjaminan mutu yang dilakukan dari, oleh, dan untuk pesantren.

Pengukuhan dilakukan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Auditorium H.M. Rasjidi, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis, 30 Desember 2021.

"Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren mengamanatkan terbentuknya Majelis Masyayikh sebagai instrumen penting guna mewujudkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren," kata Menag seperti dikutip WNC dari kemenag.go.id

Gus Yaqut, nama sapaannya, menjelaskan bahwa Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan independen yang keanggotaannya berasal dari Dewan Masyayikh.

Baca Juga: Presiden Buka Muktamar NU ke 34 Lampung, Menag Pastikan Tidak Ada Intervensi Kementerian Agama

Mekanisme pemilihan Majelis ini dilakukan oleh Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang berasal dari unsur pemerintah, asosiasi pesantren berskala nasional.

"Proses panjang telah dilakukan untuk dapat menetapkan anggota Majelis Masyayikh, dimulai dari pembentukan AHWA, penjaringan calon, sampai akhirnya mereka yang dipilih berdasarkan rumpun ilmu agama Islam," jelas Gus Yaqut.

Menag berpandangan bahwa itu adalah hasil terbaik dari ikhtiar semua, teriring harapan yang disematkan kepada anggota Majelis Masyayikh yang terpilih.

Yaitu, untuk dapat membawa Pendidikan Pesantren menjadi makin unggul dalam menjawab tantangan zaman.

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, memaparkan bahwa berdasarkan usulan AHWA, Menteri Agama menetapkan anggota Majelis Masyayikh berjumlah ganjil.

Ali menuturkan paling sedikit sembilan orang dan paling banyak berjumlah 17 orang, dengan merepresentasikan rumpun ilmu agama Islam.

Baca Juga: Kunjungi Kantor Percetakan Al-Quran Terbesar di Dunia, Menag Jajaki Kerja Sama

Penetapan Majelis Masyayikh masa khidmat pertama tahun 2021-2026 ini merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 1154 Tahun 2021.

"Kami berharap melalui momentum Pengukuhan Majelis Masyayikh ini dapat memperkuat sistem dan mutu pesantren, baik itu dari sisi lembaga maupun lulusannya, sehingga ke depan kontribusi para santri dapat senantiasa menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks," ujar Ramdhani.

 

Berikut ini sembilan nama yang dikukuhkan sebagai anggota Majelis Masyayikh:

  1. KH. Azis Afandi (Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat)
  2. KH. Abdul Ghoffarrozin, M.Ed (Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah)
  3. Dr. KH. Muhyiddin Khotib (Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur)
  4. KH. Tgk. Faisal Ali (Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Aceh Besar, Aceh)
  5. Nyai Hj. Badriyah Fayumi, MA (Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Bekasi, Jawa Barat)
  6. Dr. KH. Abdul Ghofur Maimun (Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah)
  7. KH. Jam’an Nurchotib Mansur/Ust. Yusuf Mansur (Pesantren Darul Qur’an, Tangerang, Banten)
  8. Prof. Dr. KH. Abd. A’la Basyir (Pesantren Annuqoyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur)
  9. Dr. Hj. Amrah Kasim, Lc, MA (Pesantren IMMIM Putri, Pangkep, Sulawesi Selatan)

Editor: Nadhiroh

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah