Wujud Pelestarian Budaya, Rumah Joglo Disebut Masih Cocok untuk Bangunan di Ibu Kota

14 Januari 2022, 16:28 WIB
Salah satu bangunan dengan atap joglo di komplek Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat /Klasik Herlambang/WNC

WNC, Jakarta - Rumah dengan atap joglo disebut masih cocok untuk bangunan di ibu kota. Ini terungkap dalam sebuah seminar daring tentang Arsitektur Rumah Jawa.

Dalam seminar yang digelar oleh Kenari Djaja dan Majalah Asrinesia pada Jumat 14 Januari 2022 itu disepakati bahwa bangunan atap joglo patut dilestarikan.

"Masih sering kita jumpai pada bangunan di kota-kota besar di Pulau Jawa, termasuk Ibu Kota Jakarta, sudah sepatutnya terus dilestarikan," kata Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Saifudin Mutaqi dalam seminar itu.

Ahmad Saifudin menyebut, potensi arsitektur di Indonesia bisa dilihat juga dari nilai seni budaya yang dikandungnya, yang masih mampu menggugah pelaku seni budaya dan pemerhati arsitektur.

Baca Juga: Mengenang Masa Lalu dengan Naik Kereta Kuno Berkeliling Pabrik Gula Tasikmadu

"Keunikan arsitektur tradisional Nusantara di seluruh Tanah Air dapat diangkat menjadi daya tarik bagi generasi muda dan pengembangan pariwisata arsitektur bagi turis mancanegara," lanjutnya.

Karena itu, menurut Ahmad Saifudin, kita harus dapat memelihara peninggalan budaya bersejarah ini dan menyampaikannya pada khalayak luas sesuai era-nya.

Ditambahkan pula bahwa bangunan Jawa yang berarsitektur Joglo saat ini merupakan metamorfosa arsitektur masa lalu yang mudah diterima dalam era kekinian.

Baca Juga: Sisi Lain di Balik Indahnya Kedung Pasiraman di Kawasan Hutan Kahyangan Kabupaten Wonogiri

Ini karena bentuk, filosofi, maupun konstruksinya, mudah diadaptasi pada desain rumah modern.

"Keunikan arsitektur Joglo atau Rumah Jawa perlu terus dipelihara dan disosialisasikan, agar pengembangannya kemudian desainnya tetap berpijak pada pakem tradisi budaya yang adiluhung," katanya.

Sementara pakar Javanologi yang mendalami sejarah latar belakang bangunan tradisional Jawa, Ir. Yuwono Sri Suwito, MM dari Balai Konservasi Candi Borobudur dan Prambanan, mengatakan, banyak catatan penting tentang bangunan rumah Jawa kuno.

Baca Juga: Vakum karena Depresi, Petenis Naomi Osaka jadi Atlit Wanita Berpenghasilan Tertinggi di Dunia

“Kehidupan masyarakat Jawa yang berada di sepanjang bentang pulau Jawa ini memiliki ciri keistimewaan masing-masing, sehingga setiap daerah memiliki karakteristik desain rumahnya termasuk yang tinggal di pegunungan dan pesisir,” kata Yuwono Sri Suwito.

Sedangkan pembicara lainnya Arsitek Eko Agus Prawoto, M.Arch, IAI, memaparkan, sejumlah karya arsitektur Jawa dalam konteks kekinian, yang dikatakan sebagai re-use construction.

"Pelestarian arsitektur rumah Jawa dapat terpelihara dan dikembangkan dalam arsitektur lebih baru, asal dilakukan secara baik dan benar," kata Eko.

Seminar yang diiikuti 800 peserta ini bertujuan memperkenalkan asal-usul bentuk arsitektur beratap Joglo. Serta memberi pengalaman baru mengenali salah satu ikon arsitektur tradisional Nusantara.***

Editor: Klasik Herlambang

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler