Pawai Ogoh-Ogoh 2022 Diijinkan. Pasikian Pecalang Bali Ingatkan Hal Ini

11 Januari 2022, 21:09 WIB
Ogoh-ogoh di Bali. /Dok. Pemerintah Kota Denpasar

WNC, Denpasar - Pawai ogoh-ogoh menjadi salah satu tradisi yang biasa diadakan bersamaan dengan perayaan Hari Raya Nyepi. Hal ini karena ogoh-ogoh dipandang sebagai lambang keburukan, yang selanjutnya diarak berkeliling desa dan dibakar sebagai simbol pembersihan.

Namun pandemi Covid-19, sempat meniadakan penyelenggaraan pawai ogoh-ogoh tahun lalu. Dan tahun ini saat situasi sudah mulai kondusif, pawai ogoh-ogoh sedianya akan diadakan lagi.

Meski demikian, Pasikian atau organisasi Pecalang Bali mengingatkan para yowana (generasi muda) di Pulau Dewata untuk senantiasa menaati protokol kesehatan dalam pembuatan dan pawai ogoh-ogoh menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 nanti.

Baca Juga: Dosen Psikologi UNS Soroti Fenomena Spirit Doll, Boneka ini Bisa Membuat Seseorang Kehilangan Realitasnya

"Atas hal ini, kami di Pasikian Pecalang Bali tetap mengajak generasi muda atau yowana untuk ikut waspada selama berkegiatan ogoh-ogoh dengan cara menerapkan protokol kesehatan," ujar Manggala Agung (ketua) Pasikian Pecalang Bali I Made Mudra di Denpasar, Selasa 11 Januari 2022.

Menurut Mudra, Gubernur Bali sudah berpikir bijaksana di masa pandemi ini, dengan memberikan ruang kreativitas kepada generasi muda untuk berkesenian dengan membuat ogoh-ogoh, yang telah menjadi perayaan budaya menjelang Hari Nyepi.

Agar pembuatan dan pawai ogoh-ogoh ini berjalan dengan aman di setiap desa adat di Bali, ia telah melakukan koordinasi dengan pasikian yowana kabupaten/kota se-Bali.

Baca Juga: Sisi Lain di Balik Indahnya Kedung Pasiraman di Kawasan Hutan Kahyangan Kabupaten Wonogiri

Koordinasi ini juga penting demi upaya untuk menekan sebaran COVID-19, agar tidak sampai menimbulkan klaster baru. Sebab harus disadari bahwa pandemi  ini belum usai, meskipun kondisi sudah melandai.

Diijinkannya kembali pawai ogoh-ogoh memang bagai sebuah angin sejuk bagi warga Bali. Sebab ogoh-ogoh telah menjadi salah satu kekayaan budaya masyarakat Hindu Bali yang harus dilestarikan.

Manggala Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar Pande Made Widia pun mengajak seluruh yowana (generasi muda) di desa adat, agar membuat ogoh-ogoh yang ramah lingkungan dan memiliki nilai-nilai kebudayaan Bali.

Baca Juga: Serba-serbi Salad, Hadir dengan Ciri Khas Masing-masing Setiap Negara, Indonesia Ada Karedok, Trancam, Urap

"Sudah saatnya kita berkreativitas membuat ogoh-ogoh tanpa menyakiti alam semesta dengan cara menjaga lingkungan," ucap seniman asal Desa tegalalang Gianyar ini.

Widia mengajak para pemuda di desa adat untuk ikut serta menjalankan amanat pemerintah, yakni tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.

"Pawai ini jangan sampai menambah kasus COVID-19 di Bali, karena saat ini pandemi sudah melandai," tandasnya. ***

Editor: Klasik Herlambang

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler