Tujuh Hidangan Wajib di Tahun Baru Imlek ini Bermakna Sukses, Kejayaan, Kebahagiaan, dan Umur Panjang

- 1 Februari 2022, 06:53 WIB
Tujuh Hidangan Utama di Meja Imlek ini Bermakna Sukses, Kejayaan, Kebahagiaan, dan Umur Panjang/
Tujuh Hidangan Utama di Meja Imlek ini Bermakna Sukses, Kejayaan, Kebahagiaan, dan Umur Panjang/ /indonesia.go.id

WONOGIRI NEWS CAFE –  Di tengah lonjakan kasus Covid-19  varian Omicron, suasana menyambut Tahun Baru Shio Macan pada Imlek 2572  kali ini terasa bersahaja.

Hari Raya Imlek menjadi penanda tahun baru dalam kalender Tiongkok, sekaligus penanda datangnya musim semi.

Tahun baru Imlek menjadi momen penting bagi warga Tionghoa untuk mengekspresikan tradisi dan nilai budaya warisan leluhur.   

Pada  prosesi tradisi Imlek itu terselip simbol budaya, nilai, norma, dan bahasa, bahkan sampai ke meja makan. Di meja hidangan Imlek, ikan selalu menjadi pilihan utama karena menyimbolkan kelimpahan rezeki.

Dilansir WNC melalui situs indonesia.go.id, acara makan malam jelang Tahun Baru Imlek menjadi salah satu laku tradisi yang dianggap penting dalam masyarakat Tionghoa.

Prosesi makan malam biasanya dihelat di kediaman orang tertua, atau yang dituakan, dalam sebuah keluarga besar. Tak kalah penting, dari acara makan itu ialah susunan makanan yang tersaji di meja.

Baca Juga: Menikmati Ketenangan Pulau Setan di Pesisir Selatan, Pesona Indahnya Mirip Gugusan Pulau Cantik Raja Ampat

Hidangan Imlek selalu diupayakan istimewa. Meski demikian, masyarakat Tionghoa tetap memilih menu yang dianggap paling sesuai dengan tema serta makna Imlek.

Ikan, pangsit, dan kue keranjang, misalnya, tergolong sajian yang wajib hadir di meja makan. Di luar sajian pokok bisa saja dihidangkan menu lain, dan itu tidak dilarang.

Apalagi pada kalangan tertentu, prosesi kuliner tahun baru itu bisa berlangsung 16 hari, sejak H-1 hingga hari H+14 yang dirayakan sebagai Cap Go Meh.

Dalam tradisi kuliner klasik Tiongkok ada sajian tertentu karena pemaknaannya sesuai spirit Imlek, wajib dihadirkan pada malam tahun baru Imlek.

Baca Juga: WFH Bisa Menyebabkan Cedera Serius pada Leher, Kok Bisa?! Simak Penjelasannya

Secara umum, dalam ulasan China Highlights, media travel (online) yang diterbitkan di Guilin, Provinvi Guangxi, edisi 26 Januari 2022, disebutkan ada tujuh menu utama Imlek.

Menu ini dianggap spesial karena menorehkan makna keutamaan sukses, kemajuan, kebahagiaan, dan kesehatan (umur panjang).

Dalam hal memberikan pemaknaan, orang Tionghoa berpegang pada metode fenotik, yakni berdasarkan pada bunyi, bentuk, dan simbol serta segala asosiasinya.

Menu ikan, misalnya, dalam bahasa Mandarin, ikan disebut yu. Bunyi yu di sini bunyinya mirip dengan kosa kata Tiongkok lainnya yang berarti surplus alias berkelimpahan rezeki.

Baca Juga: Menantang Ombak Laut Selatan di Obyek Wisata Pantai Watu Karung Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

Sebagian warga Tionghoa memilih ikan mas crucian, jenis ikan air tawar asal Tiongkok, yang dibawa ke Indonesia dan dibudidayakan sejak abad ke-19 dan kini telah kawin-mawin dengan ikan mas varietas Jepang dan lokal.

Jenis aslinya yang montok dan lebih pendek sudah sulit ditemukan di Indonesia. Dalam bahasa Tiongkok ikan mas crucian ini disebut jiyu, yang bunyinya dekat dengan kata jiyang berarti sukses.

Pilihan ikan cukup banyak. Ikan kakap, udang, dan lobster pun boleh disajikan di meja Imlek. Secara umum, hidangan laut itu diakui sebagai simbol pembawa kemakmuran.

Tentu banyak juga memilih ikan bandeng, yang bahasa Mandarin disebut liyu. Secara fenotik, liyu dekat dengan kata li berarti hadiah. Mengndung makna, di tahun baru Imlek akan mendapat banyak hadiah.

Baca Juga: Wisata Petualangan di Sungai Maron Kabupaten Pacitan Tembus ke Pantai Ngiroboyo di Laut Selatan

Menurut kelaziman, setidaknya ada tujuh menu di meja makan, agar menjadi simbol cukup lengkap tentang harapan di tahun yang baru. 

Di luar ikan masih ada enam menu wajib lainnya, yakni pangsit, mi panjang, lumpia, kue moci, niang-gao (kue keranjang), dan buah keberuntungan. Lebih dari tujuh tentu boleh.

Pangsit menjadi menu khas Imlek sejak abad ke-3 Masehi. Dalam bahasa Mandarin, pangsit disebut jiaozi, secara fonetik diasosiasikan harta kekayaan.

Bentuknya menyerupai perahu lonjong kedua ujungnya dimiringkan. Dalam sejarah Tiongkok, bentuk perahu lonjong itu adalah alat tukar dari perak.

Mitosnya, semakin banyak menyantap pangsit di hari Imlek akan semakin banyak harta yang bisa dikumpulkan.

Baca Juga: Menikmati Wisata Pantai Rantenggaro, Sisi Lain Keindahan Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur

Kelezatan pangsit ada pada bagian “perut perahu” itu. Di situ ada campuran daging cincang, udang, ikan, dan sayuran yang diiris halus.

Cara memasaknya bisa dikukus, direbus, digoreng, atau dipanggang. Pangsit bisa dimakan dengan mi panjang yang lazim dimaknai sebagai berkah usia panjang.

Lumpia juga masuk menu wajib Imlek. Dalam tradisi klasik, sebelum menyantap lumpia, sang tetua di meja makan akan mengucapkan kata-kata hwung-jin wan-lyang, artinya satu ton emas.

Ucapan ini berasosiasi dengan gulungan lumpia yang ketika digoreng menyala kuning bak emas batangan. Menyantap lumpia Imlek adalah harapan untuk meraih kekayaan.

Baca Juga: Melihat Keunikan Menhir atau Kuburan Batu Berusia Ribuan Tahun di Desa Ratenggaro, Sisi Lain Budaya Sumba

Tak ada Imlek tanpa kue keranjang. Disebut niángāo dalam bahasa Mandarin, secara fonetik bisa berasosiasi dengan kata bertambah tahun tambah tinggi alias meraih kemajuan.

Dalam pandangan klasik masyarakat Tionghoa, semakin mapan seseorang maka kehidupan sosial dan pribadinya akan semakin baik.

Kue moci atau tāngyuán jangan sampai absen di meja Imlek. Bunyi fonem dan bentuknya yang bulat itu berasosiasi langsung kepada kekerabatan, nilai keluarga, kerukunan, dan kebersamaan. 

Buah sebagai bagian menu prosesi makan malam Imlek bukan sembarang buah. Keluarga Tionghoa akan menyajikan tiga jenis buah, jeruk keprok, jeruk kuning, dan jeruk pamelo (jeruk Bali). Kuning jeruk adalah warna emas, simbol kesentosaan dan kekayaan.

Baca Juga: Tukang Parkir Nekat Lakukan Pemerasan dengan Pura-pura jadi Korban Tabrak Lari, Tenyata Ketergantungan Obat

Jeruk keprok dan jeruk bulat (tangerine) dalam bahasa Mandarin disebut chéng, yang secara fonetik berasosiasi pada keberuntungan dan daya tarik ketika berbicara atau menulis.

Jadi, menyantap dua macam jeruk ini membawa harapan, ucapan dan tulisan mereka akan lebih menari, untuk membawa kesuksesan. Adapun jeruk pamelo disebut yo, maknanya  adalah kemakmuran.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah