Sensasi Nasi Tutug Oncom Khas Tasikmalaya, Menu Harian Masyarakat Bawah yang Naik Kelas

4 Februari 2022, 16:25 WIB
Sensasi Nasi Tutug Oncom Khas Tasikmalaya, Menu Harian Masyarakat Bawah yang Naik Kelas /indonesia.go.id

WONOGIRI NEWS CAFE – Setiap daerah memiliki olahan nasi dengan keunikannya masing-masing. Salah satunya adalah nasi tutug oncom dari Tasikmalaya, berupa hidangan nasi hangat dicampur oncom bakar.

Awalnya nasi tutug oncom adalah menu harian masyarakat kelas bawah di tanah Sunda pada era 1940-an. Rasanya yang enak lambat laun membuat makanan ini naik kelas.

Dalam bahasa setempat tutug artinya ‘ditumbuk’. Karena itu nasi tutug oncom adalah nasi yang dicampur oncom tumbuk.

Nasi TO, demikian makanan ini biasa disebut, harus disajikan kondisi hangat. Perpaduan rasa gurih, asin, dan pulen, terasa saat dikunyah. Jangan lupa berikan sambal goang, cabai rawit hijau dicampur sedikit garam dan bumbu penyedap pada nasi TO.

Baca Juga: Pecinta Sunrise Merapat! Cobain Gunung Kukusan, View Alam Cantik dengan 4 Spot Pemandangan, Asli Keren!

Pecahan butiran oncom rasa asin seakan meledak di lidah, bersamaan dengan rasa gurih nasi bertabur bawang goreng dipadukan sambal goang.

Untuk membut nasi TO gurih dan nikmat perlu proses sedikit rumit. Pemerhati masakan Sunda Andang Firdaus menjelaskan, sebelum dicampur nasi, oncom harus ditumbuk menjadi butiran sedikit kasar dan dijemur sehari di matahari.

Setelah itu, oncom yang telah kering ditaburi bumbu penyedap seperti kencur, bawang merah, bawang putih, sedikit gula, dan garam secukupnya lalu dijemur kembali. Kemudian oncom dimasak tanpa minyak atau digarang sampai matang.

Dikutip WNC dari situs indonesia.go.id, pola penyajian nasi TO dilakukan secara langsung dalam kondisi hangat. Oncom olahan yang telah digarang tadi harus langsung dipadukan dengan nasi.

Baca Juga: Ilomata River Camp, Obyek Wisata Baru di Tengah Hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Itu karena tutug oncom tak bisa dikonsumsi lebih dari satu hari, apalagi disimpan di kulkas atau freezer. Pasalnya, faktor fermentasi yang berlebih dan bakal berefek samping keracunan bagi yang mengonsumsi.

Lambat laun makanan ini naik kelas dan disukai oleh berbagai kalangan masyarakat. TO tidak lagi dikonsumsi secara terbatas kalangan tertentu saja.

Sejumlah pengusaha jasa kuliner di Tasik makin bersemangat membangun restoran khusus nasi TO. Tak sedikit dari pengunjung datang bersama keluarga mengendarai kendaraan roda empat.

Ini bisa dilihat di kawasan mulai dari Jl Dadaha, tak jauh dari Gelanggang Olahraga (GOR) Susy Susanti, Jl Cikalang Girang, dan juga di Jl Ampera, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Pantai Plengkung 'G-Land', Spot Surfing Tersembunyi di Banyuwangi Berkelas Dunia setelah Hawai

Bila sudah disuguhkan dengan menu pelengkap seperti ayam goreng, tahu goreng, tempe goreng, tahu atau tempe bacem, telur dadar, ikan asin ditambah sambal goang dan lalapan, maka sudah tidak layak lagi disebut sebagai makanan masyarakat kelas bawah.

Per porsi bisa dihargai antara Rp20.000 hingga Rp35.000. Kendati demikian, kuliner tradisional ini masih bisa dinikmati dengan harga tak lebih dari Rp10.000 sampai Rp15.000 dengan pilihan lauk lebih sederhana.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler