Dengan barisan truk, mereka memblokir jalan-jalan permukiman dan terus membunyikan klakson hingga malam hari.
"Jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan petugas polisi yang kita miliki dan saya telah mengindikasikan kepada kepala polisi bahwa kita harus jauh lebih cekatan dan proaktif ketika menangani aktivitas-aktivitas semacam ini," kata wali kota kepada salah satu stasiun radio di Ottawa.
Baca Juga: Status Perkara Kerangkeng Manusia Bupati Langkat Segera Ditingkatkan
Pada Sabtu, sekitar 5.000 orang dan 1.000 traktor-trailer serta kendaraan pribadi memadati pusat kota Ottawa untuk bergabung dalam aksi unjuk rasa pekan kedua.
Demonstrasi ini awalnya ditujukan untuk menentang persyaratan vaksin yang dikeluarkan pemerintah Kanada bagi pengemudi truk, yang melintasi perbatasan Kanada-Amerika Serikat.
Dalam sepekan terakhir, aksi unjuk rasa telah berubah menjadi pendudukan, dan akhir pekan ini, Sloly menggambarkannya sebagai "pengepungan".
Sementara seorang anggota dewan kota menyebutnya tindakan "terorisme," menyusul sejumlah laporan pengunjuk rasa yang terlibat dalam serangan dan aksi vandalisme.
Baca Juga: Nasi Balap Puyung khas Lombok, Sensasi Pedas Gurih Dijamin Nikin Nampol
Polisi telah melakukan beberapa penangkapan dan mengeluarkan lebih dari 450 surat tilang. Namun, warga Ottawa menyerukan tindakan yang lebih tegas dan meminta Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk bertindak.
Sejauh ini, satu permintaan utama yang dia tolak adalah seruan mengerahkan Angkatan Bersenjata Kanada untuk membubarkan kerumunan dan kendaraan mereka.***