Harga Wortel Anjlok, Petani di Lereng Gunung Merbabu dan Merapi Kesal. Obral Panenan dengan Harga Seikhlasnya

- 24 Februari 2022, 13:20 WIB
Petani wortel di lereng Gunung Merbabu dan Merapi kesal karena harga jual terus anjlok. Mereka menjuak wortel dengan harga seikhlasnya
Petani wortel di lereng Gunung Merbabu dan Merapi kesal karena harga jual terus anjlok. Mereka menjuak wortel dengan harga seikhlasnya /Foto: Pixabay/


WNC - BOYOLALI - Harga jual wortel terus merosot hinggal menyentuh Rp1.000 per kilogramnya. Hal ini memicu kekeselan para petani sayuran di lereng Gunung Merbabu dan Merapi.

Untuk meluapkan kekecewaannya, puluhan petani asal Selo, Boyolali melakukan aksi unik, mereka justru menjual panenan wortel kepada masyarakat dengan harga seikhlasnya.

Para petanintersebut, menaiki 6 unit kendaraan pickup dan membawa hasil panen wortel sebanyak 5 ton.

Wortel-wortel tersebut akan dijual kepada masyarakan dengan harga seikhlasnya. Buntut dari luapak kesal mereka, sebab harga woetel di tingkat petani anjlok dari semula Rp5.000 per kilogram menjadi Rp1.000 per kikogram.

Baca Juga: Liverpool Pesta Enam Gol di Gawang Leeds United tanpa Kebobolan Satupun dalam Laga Lanjutan Liga Inggris

Seperti diungkapkan seorang petani asal Kecamatan Selo, Boyolali, Widodo (40) aksi ini dilakukan para petani karena adanya wortel dari luar daerah yang masuk ke wilayah Jawa akhir-akhir ini.

Sedikitnya ada 30 petani wortel, mereka ditak melajukan aksi demo. Melai kan jualan wortel hasil panen di kawasan lereng Gunung Merapi dan Merbabu.

"Dengan pengeras suara, mereka meneriakkan menjual gratis wortel hasil panen mereka, 5 ton wortel kami jual di depan Kantor Dinas Ketahanan Pangan Boyolali agar kami langsung akan ditanggapi dan akan dicarikan solusinya," katanya, dikutip WNC melalaui Antara.

Bahkan, para petani dari lereng Gunung Merapi dan Merbabu tersebut juga membawa berbagai spanduk terbentang dengan tulisan antara lain, "Ketimbang Didol Murah, Luwih Becik Digawe Sodakoh" (Dari pada dijual murah, lebih baik untuk sedekah), "Petani Wortel Selo Memanggil", dan "Save Petani Selo".

Halaman:

Editor: Indah Panca Kusumawati

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah