Polisi Selidiki Tewasnya Terduga Begal akibat 'Diberondong' Peluru usai Ratusan Massa Gerudug Mapolres

19 Maret 2022, 13:55 WIB
Tangkap layar video aksi unjuk rasa menuntut pengungkapan kasus penembakan terduga begal di Mapolrees Sumenep./ /Instgram @andreli_48

WNC -SUMENEP- Aksi penembakan terduga begal di Kabupaten Sumenep, Madura, berbuntut panjang.

Ratusan warga dari Kecamatan Ganding, menggerudug Mapolres, menuntut kasus tersebut diusut tuntas.

Massa mengklaim, korban bukanlah begal sebagaimana dituduhkan. Aparat Polres Sumenep pun membentuk tim khusus untuk menyelidiki kembali kasus tersebut.

"Tim ini bertugas melakukan investigasi terkait kasus penembakan anggota kami pada terduga pelaku begal sepeda motor hingga yang bersangkutan tewas," kata Kapolres AKBP Rahman Wijaya, dikutip WNC dari Antara di Sumenep, Jumat 18 Maret 2022.

Baca Juga: Masih Soal Minyak Goreng, Warganet Heboh Bahas Pernyataan Megawati Soal Menggoreng dan Merebus

Diketahui, terduga pelaku begal sepeda motor yang ditembak polisi hingga tewas itu bernama Herman (24), warga Dusun Polay Timur, Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep.

Massa mengatasnamakan diri Pemuda Penegak Hukum (PPH) Sumenep, Jumat pagi, berunjuk rasa menuntut institusi itu mengusut tuntas kasus penembakan terduga pelaku begal sepeda motor hingga tewas.

Pengunjuk rasa menegaskan, Herman bukan begal, peminum, atau pencuri sebagaimana diberitakan sejumlah media termasuk media sosial.

Dalam unjuk rasa tersebut, masyarakat menyampaikan beberapa hal terkait tewasnya Herman dalam insiden 13 Maret 2022 lalu di Jl. Adirasa, Desa Kolor, Kecamatan Kota.

Baca Juga: Buntut Video Viral Penganiayaan Balita di Cengkareng, Dua ART Ditangap Polisi Satu Pelaku Kabur ke Lampung

Herman tewas usai ditembak anggota polisi setelah tak mengindahkan beberapa kali tembakan peringatan.

“Waktu itu Herman dicurigai sebagai begal,” tulis pemilik akun Instagram @andreli_48

Salah satu orator unjuk rasa, Robi Nurrahman mengatakan, Herman bukan pencuri dan bukan pula peminum seperti kesaksian ‘paman’ korban.

Menurutnya, Herman hanya terganggu jiwanya akibat persoalan keluarga. Ia menuntut lima oknum polisi yang diduga mengabaikan hak asasi manusia, diproses sesuai peraturan yang berlaku demi terwujudnya keadilan.

Baca Juga: All England 2022, 3 Ganda Putra Merah Putih Lolos Semi Final, Peluang All Indonesian Finals Terbuka

Fathor dan para pengunjuk rasa lain menilai, penembakan pelaku begal oleh lima anggota polisi itu, sudah melanggar prosedur.

Apalagi (di tubuh korban)telah ditemukan ada enam peluru yang bersarang di tubuh korban.

"Sangat tidak masuk akal jika alasannya untuk melumpuhkan, tapi jumlah tembakan yang dilepas sebanyak enam kali," katanya pula.

Unjuk rasa memprotes penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas di Mapolres Sumenep, Jumat itu merupakan gelombang kedua.

Baca Juga: Lagi Viral di Media Sosial, ART di Cengkareng Aniaya Balita dan Menyumpal Mulutnya dengan Tissue

Gelombang pertama digelar pada Kamis, 17 maret 2022 oleh aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep.

Ia tewas setelah diberondong enam kali tembakan oleh polisi di Jalan Adirasa, Kolor, Sumenep sekitar pukul 16.30 WIB, Minggu, 13 Maret 2022.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: ANTARA Instagram @andreli_48

Tags

Terkini

Terpopuler