Hainan Airlines Pailit, Maskapai Penerbangan Terbesar Keempat di China ini Diserahkan Investor

- 9 Desember 2021, 18:07 WIB
Pesawat berbadan lebar milik maskapai Hainan Airlines saat menurunkan penumpang di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing (BCIA), China, pada 18 Oktober 2021. ANTARA/
Pesawat berbadan lebar milik maskapai Hainan Airlines saat menurunkan penumpang di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing (BCIA), China, pada 18 Oktober 2021. ANTARA/ /M. Irfan Ilmie/China Daily

WNC – BEIJING  - Hainan Airlines, mengumumkan pemindahan pengelolaan (Take Over) usaha intinya sebagai penyedia jasa penerbangan kepada Liaoning Fangda Group Industrial Co Ltd, Rabu, 8 Desember 2021.

Maskapai terbesar keempat di China tersebut dikabarkan mengalami masalah keuangan perusahaan. Keputusan pemindahtanganan dilakukan setelah perusahaan induk Hainan Airlines, HNA Group berada dalam proses kepailitan dan restrukturisasi utang.

Dilansir WNC dari Reuters melalui Antara, Manajemen Hainan mengatakan, sejak putusan pengadilan dikeluarkan 31 Oktober 2021 lalu, proses reorganisasi terus berjalan dan progres substansial mengurangi risiko juga telah dilakukan.

Pejabat yang ditunjuk pemerintah lokal mengatasi risiko utang HNA, Gu Gang, tidak akan menjabat sekretaris Partai Komunis China (CPC) di perusahaan tersebut. Selanjutnya, akan dibentuk kelompok kerja yang memberikan panduan, koordinasi, dan supervisi, kata HNA.

Baca Juga: Tujuh Tentara Penjagaan PBB Pembawa Logistik Tewas Menghantam Bom, 3 Lainnya Luka Parah

Kelompok kerja juga melanjutkan rencana implementasi kepailitan dan restrukturisasi utang serta tugas lain berkaitan manajemen risiko.Liaoning Fangda Group merupakan perusahaan besar di China, bergerak bidang usaha karbon, baja, dan farmasi.

Liaoning Fangda berhasil memenangi lelang akuisisi Hainan Airlines, mengalahkan Shanghai Juneyao Group sebagai induk perusahaan Juneyao Airlines dan Fosun International yang menguasai industri pariwisata China.

Hainan, pada Maret mengalami kerugian perusahaan 64 miliar yuan atau sekitar Rp144,7 triliun selama 2020. Pengadilan Tinggi mengeluarkan surat pemberitahuan, para kreditor mengajukan gugatan kepailitan, seperti diberitakan China Daily.

Baca Juga: 38 Narapidana Tewas Akibat Kebakaran Gedung Utama Lembaga Pemasyarakatan di Burundi

Halaman:

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: Reuters ANTARA China Daily


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x