Peringati Hari Persatuan, Junta Myanmar Unjuk kekuatan Militer serta Beri Ampunan Ratusan Tawanan

12 Februari 2022, 20:50 WIB
Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing memberikan amnesti pada ratusan tawanan bersamaan dnegan peringatan hari Persatuan Myanmar /Stringer/Reuters

WNC - Sebuah parade digelar di Ibu Kota Naypyidaw pada Sabtu (12/2/2022) oleh junta militer Myanmar.

Dalam acara itu digelar juga unjuk kekuatan militer serta pengumuman bahwa ratusan tawanan akan diampuni.

Pemerintah junta Myanmar menggelar parade itu dalam rangka untuk merayakan Hari Persatuan Myanmar, yang menandai kemerdekaan negara itu dari penguasa kolonial Inggris pada 1947.

Min Aung Hlaing, pemimpin junta mengatakan bahwa kudeta tahun lalu diperlukan untuk melindungi Myanmar dari musuh di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Dua Terduga Teroris di Bantul Diamankan Tim Densus 88

Disebutkan pula bahwa bersamaan dengan peringatan itu sedikitnya 814 tawanan diberi ampunan, yang mana ini kerap diberikan pada hari-hari libur nasional.

Belum jelas apakah warga Australia Sean Turnell, yang sudah ditahan selama lebih dari setahun, termasuk dari mereka yang akan diberi amnesti.

Turnell adalah penasihat ekonomi pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Ditemukan di Mongolia Dalam, Situs Sejarah Ini Disebut Berusia 4000 Tahun

Peringatan Hari Persatuan itu dimulai dengan pemutusan layanan internet bergerak dari pukul 04.00 waktu setempat (04.30 WIB).

Parade unit-unit angkatan darat dan pegawai negeri kemudian digelar pada pagi harinya.

Parade itu juga diikuti oleh delegasi dari negara bagian Karen, Chin dan Kayah, wilayah-wilayah tempat konflik, yang melibatkan warga setempat dan pasukan bersenjata anti militer terjadi.

Min Aung Hlaing mengecam perlawanan terhadap rezim baru yang dipimpinnya.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 4 Candi sebagai Tempat Ibadah Sedunia. Candi Apa Saja?

"Kekerasan di Myanmar menimbulkan kekacauan dan orang-orang menderita," kata dia dalam acara yang disiarkan oleh televisi.

Disebutkan bahwa junta menghabiskan dana sedikitnya 5 juta dolar AS (Rp71,7 miliar) untuk acara itu.

Salah satu kelompok penentang, General Strike Committee of Nationalities, mengatakan di Facebook bahwa tawanan politik yang kini ditahan di penjara Insein memulai aksi mogok makan pada Sabtu.

Tidak dijelaskan berapa orang tawanan yang mengikuti aksi tersebut.

Baca Juga: Peringati Hari Pers Nasional, Polres Wonogiri Gelar Bakti Sosial untuk Anak Yatim

Reformasi demokratis dan kemajuan ekonomi di Myanmar, yang sudah berlangsung selama satu dekade, lenyap ketika kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.

Min Aung Hlaing menegaskan lagi pernyataan junta bahwa mereka merebut kekuasaan karena yakin Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, melakukan kecurangan dalam pemilu 2020.

Partai Suu Kyi, Liga Nasional Demokrasi (NLD), mengatakan mereka menang secara demokratis.

Baca Juga: Mantan Menkominfo Periode 2014 - 2019, Diperiksa Kejagung Terkait Proyek Satelit Kemenhan

Junta telah menangkap ribuan orang, termasuk Suu Kyi, yang masih ditahan di sebuah lokasi rahasia dan menghadapi tuntutan hukum dengan ancaman penjara 150 tahun atau lebih.

Pasukan keamanan telah membunuh sedikitnya 1.547 orang penentang kudeta, menurut data Asosiasi Bantuan bagi Tawanan Politik (AAPP).

Junta mengatakan data AAPP dilebih-lebihkan dan tentara juga menjadi korban tewas dalam pertempuran.***

Editor: Klasik Herlambang

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler