Jika mengonsumsi air terlalu banyak, membuat otak membengkak dan mengganggu fungsi normal.
Gejala tersebut dapat dikenali dengan sakit kepala, bingung, mual, muntah dan menjadi lupa.
Jika tidak segera diobati, maka kondisi ini dapat menyebabkan gejala lain, seperti bicara menjadi cadel, lemah, halusinasi, kram otot, gangguan fungsi otak, kejang dan koma.
Selanjutnya, keracunan air sering terjadi pada orang dewasa yang melakukan lari maraton, latihan militer, memiliki kondisi kesehatan mental.
Selain pada orang dewasa, kondisi keracunan air juga bisa berkembang terhadap bayi. Bayi berusia di bawah enam bulan beum boleh diberi air karena perutnya kecil dan ginjalnya belum berkembang.
Jika mereka diberi air atau susu formula yang terlalu encer, mereka mungkin mengalami keracunan air.
"Pasien dengan keracunan air memiliki keadaan darurat medis dan harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis darurat. Kami biasanya perlu menghentikan kejang mereka, memasukkan larutan yang mengandung natrium pekat, dan mendukung pernapasan mereka," kata Nelson.
Pasien akan memerlukan larutan elektrolit intravena dan obat lain, mengembalikan konsentrasi natrium darah normal. Tingkat kematian untuk pasien dengan keracunan air sekitar 7,1 persen. ***