Green-Ma Bawa Mahasiswa FMIPA UNS Raih Medali Emas Indonesia International Applied Science Project Olympiad

- 22 Desember 2021, 19:29 WIB
Mahasiswa Fakultas FMIPA UNS Surakarta berhasil memperoleh medali emas dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2021,  Rabu, 22 Desember 2021
Mahasiswa Fakultas FMIPA UNS Surakarta berhasil memperoleh medali emas dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2021, Rabu, 22 Desember 2021 /WNC/mipa.uns.ac.id

WNC - SOLO – Empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil memperoleh medali emas

Prestasi itu diraih dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2021.

Ajang yang diadakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang diikuti oleh 14 negara dengan juri dari dalam dan luar negeri.

Selain medali emas, tim memperoleh Special Award dari Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia (YPPI), di Surabaya, belum lama ini.

Baca Juga: Sarat Praktik Prostitusi, UNS Siap Bantu Tata Ulang Gunung Kemukus, Berikut Langkah Penataan The New Kemukus

Tim terdiri atas empat orang, Rakel Junetty (Prodi Matematika), Fatata A’izza Rosyada (Prodi Matematika), Millenia Trias Puspa Rukmi (Prodi Kimia) dan Dji Hanafit (Pendidikan Teknik Mesin/FKIP).

Mereka membuat karya yang diberi nama Green-Ma (Utilization of biofilter and manganese greensand for tofu wastewater filtration system).

Sebuah alat yang dapat memfilter limbah cair tahu sebelum dibuang ke sungai.

Latar belakang dibuatnya alat tersebut karena melihat kondisi sosial di daerah tempat KKN.

Limbah cair tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan limbah cair tersebut memiliki kandungan yang cukup berbahaya jika dibuang tanpa melalui filtrasi terlebih dahulu.

Dikutip WNC dari mipa.uns.ac.id pada Rabu, 22 Desember 2021, Rakel Junetty menyampaikan keprihatiannya melihat kondisi sosial di daerah tempat KKN. 

“Limbah cair tahu langsung dibuang ke sungai, padahal memiliki kandungan yang cukup berbahaya dibuang tanpa filtrasi terlebih dahulu,” ujar Rakel.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh tim ini sebelum memasuki invention talk, diantaranya adalah pengumpulan paper, poster dan ppt.

Baca Juga: Kejurnas Virtual Tapak Suci Antar-Perguruan Tinggi 2021, Tim UNS Sabet Juara Umum

Kemudian sebelum sesi penjurian meraka harus mendaftarkan untuk tampil di invention talk.

Mereka bersyukur karena bisa lolos seleksi dan bisa mempresentasikan karyanya di acara invention talk tersebut.

Rasa syukur dan bahagia dirasakan oleh Rakel Junetty dan tim atas perolehan prestasi ini.

“Ini merupakan lomba offline pertama selama masa pandemi. Kami berharap karya yang kami teliti ini dapat terus bisa berkembang dan bisa bermanfaat bagi para industri tahu secara umum,” terang Rakel.

Ada beberapa alasan mengapa Rakel dan tim tertarik mengikuti ajang ini.

Di antaranya menambah relasi dan pengalaman sebab diikuti 14 negara dengan dewan juri berasal dari dalam dan luar negeri.

Di samping itu, ajang itu berbentuk invention (pameran), jadi cukup menarik digunakan sebagai momen menunjukkan karya yang diharapkan bisa dikomersilkan.

Tim yang terdiri dari empat orang ini, menurut Rakel sangat proporsional. Sebab terdiri atas tiga Program Studi yang semuanya berperan aktif dan menjalankan project.

Desain dan rancang alatnya dipercayakan kepada Dji Hanafit, mahasiswa dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin.

Uji beberapa kandungan dalam limbah cair tahu dilakukan Millenia Trias Puspa Rukmi dari Prodi Kimia. U

ntuk optimasi alat dan biayanya oleh Rakel dan Fatata dari Prodi Matematika. ***

Editor: Nadhiroh

Sumber: mipa.uns.ac.id


Tags

Terkait

Terkini

x