Tahun 2022-2025, Dukung Smart City, Bangkitkan Sektor Pariwisata, Teknologi IoT Akan Berkembang Pesat

23 Desember 2021, 17:15 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyampaikan bahwa Kominfo melalui kolaborasi dengan berbagai elemen akan mendorong pembangunan berbasis smart city di Indonesia. /WNC/indonesia.go.id

WNC - TANGERANG - Teknologi Internet of Things (IoT) akan mengalami perkembangan pesat pada 2025, di mana akan terdapat 41,6 miliar perangkat IoT yang terpasang secara global.

Di Indonesia, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat pada 2022, akan meningkat menjadi 678 juta perangkat pada 2025, dengan hadirnya jaringan sinyal 5G.

Kementerian Kominfo mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk internet of things (IoT), dalam membuat terobosan baru atau smart solution.

Sejalan dengan arus digitalisasi, hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas serta optimalisasi layanan pada masyarakat.

wBaca Juga: Sea-Doo Safari, Destinasi Kota Batam Menambah Ragam Wahana Bahari setelah Wisata Dirgantara

Nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga diperkirakan melejit dalam beberapa tahun mendatang.

Diprediksi IoT di Indonesia mengalami peningkatan sebesar dari Rp355 triliun pada 2022 dan mencapai Rp557 triliun di tahun 2025.

Selain itu, ke depannya akan terjadi peningkatan volume data yang sangat signifikan.

Diharapkan, kehadiran jaringan sinyal 5G menjadi percepatan terwujudkan kota cerdas, termasuk mendorong Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP) menjadi kawasan wisata premium. 

Upaya itu yang digarap salah satunya di Labuan Bajo.Di kawasan destinasi wisata di NTT itu kelak juga akan dibangun Pusat Data Nasional.

Nusa Tenggara Timur adalah bagian dari jaringan lintas selatan serat optik nasional yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur melalui jalur selatan.

Dukungan program kota cerdas dan infrastruktur digital sangat diperlukan mengingat sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mahasiswa FH UNS Luncurkan Wisata Kreatif Lawu dan UMKM Edutour Puntukrejo

Pengembangan kota cerdas (smart city) di Indonesia tidak hanya berhenti pada kota-kota utama di provinsi Tanah Air.

Mulai 2021, program ini diperluas hingga menjangkau DPSP. Dukungan program kota cerdas dan infrastruktur digital amat diperlukan.

Hal itu mengingat sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19.

Pada 2020 saja, jumlah tamu wisatawan mancanegara merosot sebanyak 75 persen.

Sebanyak 12,91 juta pekerja mengalami penurunan jam kerja, dan 939 ribu pekerja kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata. Pukulan luar biasa bagi sektor pariwisata nasional.

Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk mempercepat pemulihan sektor itu. Dengan harapan, sektor pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian nasional.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, pendekatan integrasi kota cerdas ke dalam industri pariwisata menjadi mekanisme untuk menumbuhkan resiliensi di tengah disrupsi akibat pandemi Covid-19.

"Melalui konsep smart city, branding yang memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam mengoptimalisasi, mempromosikan kota termasuk lokasi-lokasi wisata," ujar Menteri Johnny saat berbicara dalam Indonesia Smart City Conference, di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Untuk mendorong penerapan dan pengembangan smart city melalui Gerakan Menuju Smart City, Kementerian Kominfo fokus pada enam pilar.

Yaitu smart governance, smart infrastructure, smart economy, smart living, smart people, dan smart environment.

Gerakan menuju smart city adalah sebuah inisiatif bersama antara Kominfo melalui kolaborasi dengan berbagai elemen dalam mendorong pembangunan berbasis smart city di Indonesia.

Dalam gerakan ini, Kementerian Kominfo melakukan proses pendampingan kepada pemerintah kota dan kabupaten yang terpilih dalam membuat rencana induk atau master plan pembangunan smart city.

Gerakan menuju smart city telah dimulai sejak 2017. Pada 2019, program tersebut telah berhasil memfasilitasi 100 kabupaten dan kota di 23 provinsi dalam menyusun rencana induk atau master plan smart city.

Mulai 2021 Kementerian Kominfo memfasilitasi pengembangan rencana induk smart city untuk daerah sekitar ibu kota negara baru dan kawasan pariwisata prioritas nasional, yakni Danau Toba (Sumut) dan Tanjung Kelayang (Babel).

Daerah lainnya Borobudur (Jawa Tengah-DIY), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku Utara), Likupang (Sulawesi Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Raja Ampat (Papua Barat), dan Labuan Bajo (NTT).

Menkominfo menyatakan, terdapat 70 kota dan kabupaten yang terlibat dalam pengembangan smart city pada 2021

Sedangkan 48 kota dan kabupaten di antaranya menjalani proses bimbingan intensif selama lebih dari empat bulan.

"Dalam pengembangan smart city diperlukan sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, serta yang akuntabel sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi masyarakat kita," tukasnya.

Pengembangan smart city menjadi bagian dari utilisasi teknologi digital dalam pengelolaan kota modern.

Smart city juga merupakan salah satu aktualisasi dari transformasi digital yang inovatif dan solutif.

Keberadaan kota cerdas di Indonesia akan menjawab tantangan kependudukan yang diproyeksikan pada 2045 sebanyak 82,37 persen populasi akan hidup di pusat perkotaan.

Terlebih lagi jika dilihat dari tingkat penetrasi internet yang terus meningkat di Indonesia.

Di awal Januari 2021, internet di Indonesia mencapai 73,3 persen dari jumlah populasi penduduk, atau setara dengan 202,7 juta masyarakat pengguna.

"Maka utilisasi layanan digital secara nasional juga akan terus dan semakin meningkat,” jelas Menkominfo.

Editor: Nadhiroh

Terkini

Terpopuler