WNC-LUMAJANG-Sebanyak 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum rusak terdampak awan panas guguran Gunung Semeru. Fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah.
Demikian hasil catatan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hingga Minggu, 5 Desember 2021 pukul 17.00 WIB
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo menuturkan sebanyak 14 orang meninggal dunia dan 69 luka-luka. Mereka mendapat perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Lumajang.
Ia mengatakan dampak materiil akibat awan panas guguran Gunung Semeru yakni jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang - Malang lewat selatan terputus total.
Warga di dua kecamatan yakni Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari terisolasi, sehingga tidak ada akses jalan lagi menuju Kota Lumajang.
"Akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik Gunung Semeru yang masih cukup tebal," ujar Wawan seperti dikutip WNC dari ANTARA, Minggu.
Ribuan warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro mengungsi ke masjid, sekolah dan kantor desa, serta di titik-titik yang dianggap aman.
Di Kecamatan Pronojiwo tercatat jumlah pengungsi sebanyak 305 orang yang tersebar di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip.