Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV, Rektor UIN Sunan Kalijaga Soroti Maraknya Siaran Religi

- 2 November 2021, 16:19 WIB
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Phil Al Makin, SAg, MA, membuka Focus Group Discussion (FGD) Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode II tahun 2021, Senin (1/11/2021), di Hotel Harper Jl. P.Mangkubumi, Yogyakarta
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Phil Al Makin, SAg, MA, membuka Focus Group Discussion (FGD) Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode II tahun 2021, Senin (1/11/2021), di Hotel Harper Jl. P.Mangkubumi, Yogyakarta /WNC/Humas Fishum UIN Suka/

YOGYA (WNC)—Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Phil Al Makin, SAg, MA menyoroti maraknya siaran televisi religi. Demikian disampaikan Prof Al Makin pada Focus Group Discussion (FGD) Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode II tahun 2021, Senin, 1 November 2021, di Hotel Harper Jl. P.Mangkubumi, Yogyakarta.

“Sebagai seorang peneliti harus dapat memposisikan diri berada di luar bukan di dalam objek penelitian. Semua peneliti supaya memiliki self magnifine sehingga tidak membenar-benarkan diri sendiri. Keluarlah dari zona nyaman Anda,” kata Prof Al Makin pada rilis yang diterima WNC, Selasa, 2 November 2021

Dia menyayangkan banyaknya acara religi yang disampaikan oleh sosok yang kurang berkompeten. Selain itu, dia melihat masih banyak kasus korupsi di Indonesia meski acara religi marak. Al Makin membandingkan aktivitas keagamaaan di Indonesia dengan beberapa negara lain seperti Malaysia, Brunei, Saudi, Syuriah dan Afganistan.

Menurut Al Makin, agama bermanfaat untuk dua komponen bangsa yaitu pegiat ekonomi dan pegiat politik. Ia mencontohkan, ketika menjelang Ramadan, agama dikaitkan dengan persiapan-persiapan menyambut Ramadan.

Referensi Menonton

Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano menyampaikan harapannya agar hasil riset survei indeks kualitas siaran TV bisa disampaikan kepada masyarakat sehingga bisa menjadi referensi ketika akan menonton siaran TV.

“Ke depan bisa semakin memperkuat kerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga selain pelaksanaan riset. UIN Sunan Kalijaga memberi warna  dengan menginisiasi diseminasi khusus tentang program religi bersama Kemenag. FGD tentang program siaran religi. FGD melibatkan rektor atau
dekan-dekan dari UIN Suka,” ujar Hardly.

Hardly menganalogikan siaran televisi seperti makanan. Dia menyebutkan makanan terlarang yaitu karena membahayakan, makanan-makanan tidak dilarang tapi tidak sehat seperti junk food.

“Ada konten siaran yang masuk terlarang seperti ketelanjangan, sadis, melampaui norma, memutilisasi orang. Ada juga yang tidak dilarang tapi tidak sehat karena terlalu banyak konten-konten yang mengganggu psikologi anak dan remaja. Itu semua juga tergantung penonton yang memilih program siaran yang berkualitas,” papar Hardly.

Halaman:

Editor: Nadhiroh


Tags

Terkini

x