Narasi Stop Penggunaan Sirup Paracetamol Mencuat, IDAI Angkat Bicara

20 Oktober 2022, 19:01 WIB
Kemenkes Larang Obat Sirup Paracetamol Selama Investigasi, Ini Penjelasan Lengkapnya. /Foto/Ilustrasi/Pixabay/Original_Frank

WONOGIRIUPDATE - Telah mencuat narasi mengenai berhenti untuk mengkonsumsi obat sirup yang mengandung paracetamol, beranggapan penyebab gangguan ginjal akut.

Mendengar hal ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarsomembuka suara.

IDAI menyampaikan klarifikasinya, terkait narasi imbauan stop untuk meminum obat sirup yang mengandung paracetamol.

Berdsarkan yang disampaikan oleh IDAI, belum ada simpulan tunggal untuk larangan obat sirup paracetamol yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Baca Juga: Diet untuk Turunkan Berat Badan, Tiap Pagi Lakukan Grakan ini Ampuh!

Berita ini dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam judul "Narasi Stop Penggunaan Sirup Paracetamol Beredar, IDAI Beri Klarifikasi"

"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada satu konklusi tunggal," kata Piprim dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Dokter spesialis anak itu juga menjelaskan bahwa IDAI bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia masih melakukan pendalaman terkait beberapa teori yang berhubungan dengan gangguan ginjal akut yang terjadi di Indonesia.

Teori tersebut di antaranya pengaruh dari Adenovirus pada penyintas atau mantan pasien Covid-19, serta Leptospirosis atau penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira. Penyebaran bakteri tersebut biasanya melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

Selain itu, ada pula teori campuran dietilen glikol dan etilen glikol yang terdapat pada bahan pelarut obat sirup dengan kandungan paracetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.

Teori terakhir itulah yang menjadi dasar narasi penstopan penggunaan obat sirup yang mengandung paracetamol beredar di ruang publik.

"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu distop, kasusnya menurun," tutur Piprim.

IDAI menjadikan kasus yang pernah terjadi di Gambia, Afrika, sebagai sarana edukasi kepada masyarakat agar membiasakan diri berkonsultasi dengan dokter terkait konsumsi suatu obat.

Hal itu juga yang mendorong kewaspadaan dini dari IDAI terkait kasus gangguan ginjal akut yang terjadi di Indonesia.

"Apapun yang menjadi kecurigaan, semua harus diwaspadai," kata Piprim.

Piprim menjelaskan, bahwa pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menghentikan penggunaan suatu obat, tetapi hanya berupa anjuran yang disampaikan ke masyarakat agar bijak dalam mengonsumsi obat, khususnya obat anak.

Baca Juga: Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Jangan Anggap Remeh Batuk hingga Demam!

Menurutnya, penggunaan paracetamol yang beredar di Tanah Air masih belum tentu dan belum pasti menjadi sebab terjadinya gangguan ginjal akut di Indonesia.

Hal itu berdasarkan contoh kasus yang diterimanya baru-baru ini, yaitu terkait meninggalnya seorang anak berusia 7 tahun yang sebelumnya mengidap demam tanpa minum paracetamol.

Sedangkan, ketiga kakaknya yang mengidap demam yang sama masih bisa sembuh dengan mengonsumsi pracetamol.

Dengan demikian, IDAI tetap membolehkan masyarakat mengonsumsi paracetamol selama itu berdasarkan pada anjuran dokter, karena penyebab gagal ginjal akut di Indonesia masih belum konslusif atau belum ada simpulan yang menjelaskan penyebabnya.*** (Deni Purnomo/Pikiran-Rakyat)

Editor: Saepul Rohman

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler