MUI Haramkan ‘Ramalan Dukun’ terkait Hilangnya Putera Sulung Ridwan Kamil di Swiss

30 Mei 2022, 09:17 WIB
Foto Ilustrasi Poster Imbauan/do'a MUI Jawa Barat untuk Emmeril Khan Mumtadz. /instagram @muiprivjabar

WNC - BANDUNG –  Maraknya pemberitaan berbau ramalan paranormal terkait hilangnya Emmeril Khan Mumtadz (23) di sungai AaRee, Swiss mendapat tanggapan MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Ketua MUI Provinsi Jawa Barat, Rahmat Syafei mengatakan, paranormal itu dalam pandangan agama identik dengan perdukunan yang hukumnya haram.

MUI Provinsi Jawa Barat pun meminta warga tidak mempercayai ramalan paranormal mengenai nasib anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.

 "Kami mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya. Pernyataan paranormal itu jangan didengarkan lah. Dalam pandangan agama, itu bentuk perdukunan. Mengenai mendengarkan peramalan itu sudah dikeluarkan fatwa, haram," katanya, dikutip WNC dari ANTARA, Minggu, 29 Mei 2022.

Baca Juga: Tiga Murid Perguruan Silat di Sukabumi Terseret Arus Sungai Cipelang usai Mengadakan Latihan

Rahmat Syafei menyayangkan jika para dukun diberi ruang untuk ber-statement  (menyampaikan pernyataan). Padahal dalam pandangan agama perdukunan itu tidak boleh.

Kata dia, lebih baik warga menunjukkan empati dan tidak melakukan hal-hal yang justru bisa menambah susah orang yang sedang mendapat musibah.

"Jangan memperkeruh suasana dengan mengomentari pendapat paranormal, seolah membenarkan," kata dia.

Sementara itu, adik kandung Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman, tidak mau ambil pusing dengan pernyataan-pernyataan paranormal mengenai keponakannya.

Baca Juga: Polresta Cirebon Menangkap 44 Anggota Geng Motor saat Pesta Miras dan Live di Media Sosial

"Kami tidak mau memasuki ke dalam hal kami tidak ketahui syariatnya. Kami hanya mengikuti panduan sesuai keyakinan yang kami miliki yaitu akidah dan ajaran Islam," kata Elpi.

Elpi hanya menduga, itu bentuk ekspresi, rasa kasih sayang dari berbagai pihak. Diapun menyampaikan terima kasih.

“Bentuk kasih sayang dan simpati orang ini berbeda, sesuai pengalaman, pengetahuan, dan keyakinannya," ujarnya.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler