Potensi Budi Daya Ikan Sidat di Kabupaten Cilacap Capai 33 Ton, Pemerintah Dorong Pengembangan Ekspor

13 Februari 2022, 18:06 WIB
Petani memanen ikan sidat yang dibudidayakan Koperasi Mina Sidat Bersatu di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap./ /Sumarwoto//ANTARA/

WNC - CILACAP - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melalui Dinas Perikanan setempat mendorong pengembangan budi daya ikan sidat karena selain kaya manfaat juga berpotensi ekspor.

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto mengatakan, pengembangan budi daya sidat awalnya dilakukan di wilayah timur Cilacap seperti Kecamatan Nusawungu, Kroya, Sampang, Maos, dan Adipala.

Menurut dia, budi daya sidat di wilayah tersebut masih ada hingga sekarang namun kurang berkembang karena usahanya masih dalam skala kecil, belum dibudidayakan secara berkelompok.

Baca Juga: Komnas HAM Temui Warga Wadas untuk Memastikan Tak Ada Lagi Intimidasi atau Tekanan dari Pihak Manapun

"Kalau dikelola berkelompok dan kuat akan mampu membudidayakan mulai dari benih seperti yang dikembangkan di Koperasi Mina Sidat Bersatu, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja," katanya, dikutip WNC dari Antara, Sabtu, 12 Februari 2022.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya fokus terhadap pengembangan budi daya sidat di Kaliwungu yang sedang diusulkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk dijadikan sebagai Kampung Sidat.

Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya tetap mendorong pengembangan budi daya sidat di berbagai wilayah Cilacap. Menurut dia, produksi sidat di Cilacap selama tahun 2021 tercatat mencapai 33,5 ton.

"Pemasaran sidat memang sempat terhambat akibat pandemi dan peluang ekspornya baru kembali terbuka sekitar pertengahan tahun 2021," katanya.

Baca Juga: 11 Anggota Kelompok Tunggal Jati Nusantara Tewas Tersapu Ombak, Saat Ritual di Pantai Payangan Jember

Terkait produksi perikanan budi daya di Cilacap selama tahun 2021, Indarto mengatakan hal itu mencapai 14.339 ton, sedangkan tahun 2020 hanya sebesar 13.908 ton.

Menurut dia, produksi perikanan budi daya terbesar pada tahun 2021 didominasi udang yang mencapai 4.914 ton.

Terpisah, Ketua Koperasi Mina Sidat Bersatu Ruddy Sutomo mengatakan sebenarnya bisa menjual 1-2 ton per bulan, namun sejak pmberlakuan PPKM, sama sekali tidak bisa produksi karena banyak restoran di tutup dan pintu ekspor ke Jepang pun dihentikan.

"Saat ini, kami memulainya lagi, sekitar 1-1,5 ton," katanya.

Baca Juga: Komnas HAM Saksikan ‘Ekshumasi’ Dua Kuburan Diduga Korban Kerangkeng Bupati Langkat Terbit Perangin Angin

Pihaknya juga telah berkomitmen melakukan upaya konservasi dengan menyisihkan 2,5 persen ikan sidat indukan hasil pembesaran untuk dilepas (restocking) di sungai agar bisa melakukan pemijahan secara alami.

Akan tetapi sebelum dilepasliarkan, indukan sidat itu terlebih dahulu diukur dan diberi tanda (tagging) agar ketika ditemukan oleh nelayan bisa diketahui arah pergerakannya.***

Editor: Dwi Soewanto

Terkini

Terpopuler