3 Jajanan Khas Klaten Wajib Diburu Mumpung Libur Lebaran, Salah Satunya Bikin Penasaran

- 6 Mei 2022, 21:58 WIB
Lumpia Duleg khas Klaten
Lumpia Duleg khas Klaten /Kominfo Klaten

WNC-KLATEN- Sebagai daerah yang diapit dua kota budaya, Surakarta dan Yogyakarta, Klaten Jawa Tengah (Jateng), memiliki keragaman budaya dan kulinernya.

Tak mengherankan jika Klaten Klaten memiliki berbagai kudapan khas yang biasanya diburu oleh wisatawan.

Dikutip dari laman Kominfo Klaten, berikut tiga jajanan khas yang wajib anda coba saat berlibur lebaran di Kota Bersinar:

Baca Juga: 28 Orang Dinyatakan Lolos Seleksi Administrasi Calon Pimpinan Baznas Jateng Periode 2022-2027

1. Kepelan
Kepelan merupakan jajanan khas Klaten berbentuk kepalan tangan dengan rasa yang gurih. Ini merupakan jajanan wajib saat kumpul bersama dengan keluarga maupun rekan sejawat.

Berbahan dasar tepung terigu, tapioka, bawang merah, bawang putih, garam dan merica sebagai penyedap serta pelengkapnya. Jajanan yang digoreng ini sangat nikmat disantap selagi panas.

Camilan ini berasal dari daerah Pedan, namun saat ini mudah ditemui hampir di semua wilayah Klaten. Seperti Alun Alun Klaten, pasar tradisional dan pusat keramaian, jajanan ini banyak dijual.

Baca Juga: Prediksi Kemenhub: Puncak Arus Balik Lebaran Mulai Hari Ini, Jum'at 6 Mei 2022

Kepelan biasa disajikan bersama saus pedas, saus kacang, maupun sambal bawang yang kian menambah nikmat rasanya.

2. Lumpia Duleg
Lumpia duleg atau sosis duleg merupakan makanan khas Klaten yang kini mulai langka. Lumpia mini ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding lumpia pada umumnya.

Kelezatannya membuat sejumlah orang yang mencicipinya ketagihan karena menggunakan bahan dan cara pembuatannya sedikitnya berbeda dengan jajajan sejenisnya.

Bahan utama pembuatan lumpia khas Klaten ini adalah pati onggok. Pati yang sudah direndam selama sehari semalam kemudian di saring dan dicampur dengan tepung terigu.

Baca Juga: Jateng Trending Topik, Warganet Ramai Bahas Naiknya Angka Kemiskinan Hingga Kelangkaan Air Bersih

Bumbu yang dibutuhkan ada bawang, garam dan merica. Untuk isiannya, dahulu pernah menggunakan pepaya muda, tapi sekarang diganti dengan taoge.

Cara menikmati lumpia ini menggunakan juruh mirip saus cair namun terbuat dari larutan gula jawa dan bawang untuk menambah kelezatan.

Juruh itulah yang menjadikan lumpia ini disebut dengan lumpia duleg karena cara makannya dengan dicocol atau dalam bahasa Jawa diduleg.

Baca Juga: Awali Debut Bersama Garuda Muda di SEA Games, Marc Klok Optimis Raih Hasil Manis

Lumpia Duleg biasanya dijajakan secara keliling dari kampung ke kampung dengan menggunakan sepeda maupun sepeda motor.

Namun jika ingin langsung mencicipi gurihnya camilan ini, bisa datang ke sentra lumpia duleg di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu atau di belakang RS PKU Delanggu.

3. Dawet Bayat
Bukan hanya makanan saja yang memenuhi daftar kuliner khas Klaten. Daerah yang terkenal dengan tanaman padi Rojolele ini juga punya minuman khas yang otentik.

Baca Juga: Antisipasi Kepadatan Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Kemenhub Alihkan Truk Logistik

Namanya Dawet Bayat. Disebut begitu karena minuman ini berasal dari Kecamatan Bayat, wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya Kabupaten Gunungkidul.

Sebenarnya hampir tidak ada perbedaan yang mencolok dengam dawet pada umumnya. Terdiri cendol, kuah santan, dan juruh atau pemanis dari gula jawa.

Hanya yang membedakan, adalah cita rasa dan tampilan awal saat minuman ini disuguhkan. Paling mudah dikenali.

Baca Juga: Rutin Gelar Baksos, FKMSM Kembali Bagikan Sembako untuk Duafa dan Janda di Sukoharjo

Dengan menggunakan cendol berbahan baku pati ongok, cendol dawet Bayat terasa lebih kenyal dibandingkan yang berbahan tepung beras, sehingga terasa lebih kenyal.

Saat awal disajikan, minuman ini akan menciptakan gradasi warna pada gelas dan menggugah selera. Di bagian atas, cendol yang berwarna kelabu akan mengapung serta ditopang warna putih bersih dari santan kental.

Sedangkan di bagian dasar, akan terlihat kecokelatan warna karamel gula jawa cair yang menggumpal. Penggunaan gula jawa berkualitas prima dan tanpa bahan pemanis buatan, membuat juruh dawet Bayat akan tenggelam ke dasar gelas saji.

Baca Juga: Imbas Perusakan Bekas Beteng Keraton Kartasura, Ketua FBM Desak Pejabat Terkait Dicopot dan Diproses Hukum

Namun saat diaduk hingga tercampur semuanya, cendol akan mengendap ke dasar dan warna minuman menjadi kecokelatan menggoda tenggorokan untuk meneguk segarnya.

Tak sulit menemukan minuman ini. Dawet Bayat banyak tersebar di jalur Wedi-Bayat, ada juga warung-warung dawet Bayat yang ada di tepian jalanan Kota Klaten. Selain itu, dawet ini juga dijual di daerah Bogem, Kalasan, DIY.***

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Sumber: Kominfo Klaten


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x