Reformasi demokratis dan kemajuan ekonomi di Myanmar, yang sudah berlangsung selama satu dekade, lenyap ketika kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.
Min Aung Hlaing menegaskan lagi pernyataan junta bahwa mereka merebut kekuasaan karena yakin Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, melakukan kecurangan dalam pemilu 2020.
Partai Suu Kyi, Liga Nasional Demokrasi (NLD), mengatakan mereka menang secara demokratis.
Baca Juga: Mantan Menkominfo Periode 2014 - 2019, Diperiksa Kejagung Terkait Proyek Satelit Kemenhan
Junta telah menangkap ribuan orang, termasuk Suu Kyi, yang masih ditahan di sebuah lokasi rahasia dan menghadapi tuntutan hukum dengan ancaman penjara 150 tahun atau lebih.
Pasukan keamanan telah membunuh sedikitnya 1.547 orang penentang kudeta, menurut data Asosiasi Bantuan bagi Tawanan Politik (AAPP).
Junta mengatakan data AAPP dilebih-lebihkan dan tentara juga menjadi korban tewas dalam pertempuran.***