Filipina Teriak, Minta Pemerintah Indonesia Mencabut Kebijakan Larangan Ekspor Batubara

- 10 Januari 2022, 21:48 WIB
Foto Ilustrasi ; Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022).
Foto Ilustrasi ; Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). /Nova Wahyudi/rwa./ANTARA FOTO/

WNC  - MANILA - Filipina teriak, menyusul diberhentikannya pengiriman batubara dari Indonesia. Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi meminta Pemerintah Indonesia mencabut aturan tersebut.

Departemen Energi Filipina menyebut kebijakan itu akan merugikan ekonomi negaranya yang sangat bergantung pada batu bara untuk menggerakkan pembangkit listrik.

Diketahui, Pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan swasta, BUMN beserta anak perusahaan pertambangan, mengutamakan kebutuhan batu bara lokal dan melarang ekspor selama satu bulan sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022.

Baca Juga: Dosen UNJ Laporkan Dua Putra Presiden Jokowi, Gibran dan Kaesang ke KPK atas Dugaan KKN

Indonesia sebagai pengekspor batu bara termal terbesar dunia, menangguhkan ekspor setelah perusahaan listrik negara PLN melaporkan stok bahan bakar untuk pembangkit listrik dalam negeri sangat rendah.

Dilansir WNC dari Reuters melalui Antara, Filipina meminta pemerintah Indonesia mencabut larangan ekspor menyusul permintaan serupa dari negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Korea Selatan.

Permintaan tersebut disampaikan Cusi dalam surat yang dikirim melalui Departemen Luar Negeri Filipina kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif, kata departemen energi dalam pernyataan pers tanpa menyebutkan kapan surat itu dikirim.

Baca Juga: Seorang Pria Tewas, Akibat Ledakan Dahsyat di Rumahnya, Sementara Istri Mengalami Luka Berat

Cusi telah meminta Deplu untuk menjadi penengah dan mengajukan banding atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Larangan Indonesia itu mendorong harga batu bara di China dan Australia lebih tinggi minggu lalu.

Sementara itu, sejumlah kapal yang dijadwalkan membawa batu bara Indonesia ke pembeli utama, seperti Jepang, China, Korea Selatan dan India, berada dalam ketidakpastian di Kalimantan.

Baca Juga: Beredar Video Dramatis Detik-detik Tiga Pria Menyelamatkan Diri dari Mobil Avansa Tenggelam di Ogan Ilir

Filipina masih sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listriknya. Negara itu membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia, dan beberapa negara lain, seperti Australia dan Vietnam, dengan harga lebih mahal.

Filipina mengimpor hampir 70 persen dari 42,5 juta ton pasokan batu bara pada 2020, menurut data pemerintah. Listrik yang dihasilkan dari batu bara menyumbang sekitar 60 persen dari bauran listrik di negara itu.

Pada 2021, Filipina memasok 2,3 juta ton batu bara per bulan dari Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listrik, kata departemen energi.

Baca Juga: Hati-hati Kejahatan Mengincar Buah Hati Anda, Bocah 9 Tahun Dibunuh dan Dibuang ke Jurang usai Dirampas HPnya

Senator Win Gatchalian, yang mengepalai komite energi Senat Filipina, telah meminta departemen energi untuk menyiapkan langkah-langkah darurat, termasuk mencari pemasok potensial lainnya.***

 

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

x