WNC – JAKARTA – Pelaksanaan female genital mutilation (FGM) atau sunat perempuan tidak bermanfaat, bahkan merugikan bagi kaum perempuan.
Itu dikemukakan Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dr. Erna Mulati, dalam Webinar Pencegahan Pelukaan dan Pemotongan Genitalia Perempuan (P2GP) di Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021
"(FGM, red.) itu enggak ada manfaatnya ya, bahkan sangat merugikan perempuan," katanya, dikutip WNC melalui Antara.
Dalam webinar bertema ‘P2GP dari Perspektif Kesehatan’ itu Erna menegaskan, Kemenkes tidak merekomendasikan perempuan untuk disunat.
“Bahkan Kemenkes melarang. Karena dalam dunia kesehatan, segala sesuatu itu harus berbasis pada indikasi medis," katanya.
Erna menuturkan, FGM dapat dilakukan bila ada indikasi medis tertentu sehingga pelaksanaannya dapat memberikan manfaat kesehatan.
Pelaksanaan FGM harus mempertimbangkan manfaat dan resiko. Karena ada dampak jangka pendek dan jangka panjang setelah dilakukan FGM, yakni terjadinya pendarahan.
“Kalau (perdarahan, red.) tidak ditangani segera, bukan tidak mungkin nanti bisa terjadi perdarahan yang hebat," katanya.