Informasi Penyebaran Varian Omicron, Masyarakat Harus Berhati-hati dan Disiplin Menerapkan Prokes

- 1 Desember 2021, 19:14 WIB
Ilustrasi virus corona. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan terapkan prokes.
Ilustrasi virus corona. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan terapkan prokes. /Foto : PikiranRakyat.com / Pixabay / Geralt/

WNC-SOLO-Merebaknya varian Omicron turut mendapat perhatian dari Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 sekaligus Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto dr. SpPK, Ph.D.

Meski hingga Selasa, 30 November 2021, Pemerintah belum mengonfirmasi kasus varian Omicron di Indonesia, bukan berarti masyarakat bisa tenang dan abai dengan Protokol Kesehatan (Prokes).

Justru dengan informasi penyebaran varian Omicron, masyarakat harus berhati-hati dan disiplin menerapkan Prokes supaya kasus merebaknya varian Delta pada Juli-Agustus lalu tidak terulang di libur Natal-Tahun Baru.

“Hari-hari ini, beberapa negara sudah melaporkannya, termasuk Australia. Yang melaporkan itu berarti sudah berhasil mendeteksinya. Yang belum melaporkan bukan berarti pasti bebas virus varian. Mungkin karena belum berhasil mendeteksinya saja,” ujar Tonang seperti dikutip WNC dari uns.ac.id, Rabu, 1 Desember 2021.

Baca Juga: Keren! Rancang Jembatan Tipe Arc-Truss, Tim Semar Mustaqiim UNS Raih Juara 1 Nasional D'Village 10th Edition

Saat ditanya mengenai tingkat keganasan varian Omicron, Tonang menjawab bahwa informasi masih terus berkembang sesuai perkembangan penyebaran varian ini.

Ia meminta agar masyarakat tidak terlalu memikirkan tingkat keganasan varian Omicron. Yang terpenting bagi Tonang adalah mewaspadai tingkat penyebaran varian Omicron.

Tonang mengharapkan agar Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RS lebih siap bila sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Ia tidak ingin pasien Covid-19 terlantar seperti Juli-Agustus lalu.

“Memaknai ganas atau tidak, sebenarnya sangat tergantung kondisi setempat. Proporsi angka kematian (CFR) varian Delta misalnya, sebenarnya rendah. Walau kasus tinggi di beberapa negara, bahkan sangat tinggi, tapi persentase kematian rendah,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Nadhiroh

Sumber: uns.ac.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x