Melihat Keunikan Menhir atau Kuburan Batu Berusia Ribuan Tahun di Desa Ratenggaro, Sisi Lain Budaya Sumba

23 Januari 2022, 12:32 WIB
Menhir atau Kubur batu megalitikum berbentuk meja ini terdapat di pulau Sumba, biasanya terletak di dalam atau kintal kampung adat (Parona)./ /Instagram @kampungadat_ratenggaro

 

WNC – SUMBA – Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur merupakan satu dari ribuan daya tarik lain dari Nusantara.

Di pulau seluas 11.153 kilometer persegi ini bersemayam keindahan alam dan keanekaragaman budaya.

Desa Ratenggaro menjadi salah satu penyumbang tersematnya titel mentereng Focus bagi Sumba. Desa adat ini memiliki daya tarik pada keunikan ratusan kubur batu berusia ribuan tahun.

Letak desa adat Ratenggaro ada di ujung selatan Sumba. Tepatnya di Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Baca Juga: Pertarungan Para Legenda Bulu Tangkis, di Turnamen Fadil Imran Badminton Premier Super Series

Dilansir WNC dari situs indonesia.go.id, Ratenggaro merupakan gabungan dua kata, rate yang berarti kuburan dan garo, nama suku di Sumba.

Dari hikayat setempat, desa ini awalnya terbentuk usai perang antarsuku, di antaranya melibatkan warga dari Suku Garo.

Perang berakhir ketika Suku Garo dikalahkan lawan dan seluruh warga terbunuh serta dimakamkan di sekitar wilayah peperangan. Kisah inilah yang menyebabkan desa tersebut dinamai Desa Ratenggaro.

Baca Juga: Siap Sambut Tahun Baru Imlek, Klenteng Tjoe Tik Kiong di Kabupaten Tulungagung Mulai Berhias

Mereka dikubur dalam bebatuan atau menhir. Kubur batu ini berserak di sekitar desa, bahkan jumlahnya mencapai 304 buah.

Di antara kubur batu itu terdapat makam pendiri Ratenggaro, Gaura dan istrinya, Mamba. Beberapa menhir terletak di tepi pantai, sekitar 500 meter di belakang perkampungan.

Dua di antaranya sangat istimewa. Kubur batu pertama adalah milik Ratondelo, anak laki-laki pasangan Gaura-Mamba, di kemudian hari dipercaya sebagai Raja Sumba.

Setelahnya adalah kubur batu dari Rato Pati Leko, seorang pejuang paling dihormati warga setempat.

Baca Juga: Barisan Ganjar Terdepan Deklarasikan Dukungan Gubernur Jawa Tengah Maju di Pilpres 2024

Di luar itu ada empat menhir diabadikan sebagai tugu, yakni segel kampung sebagai penanda teritori desa adat.

Tugu lain adalah Katoda, yaitu batu yang dipercayai bertuah bisa mendatangkan kemenangan dalam berperang. Jumlahnya dua buah.

Tugu ketiga adalah kubur Ambu Lere Loha, yang dipercaya mempunyai kekuatan guntur kilat. Terakhir adalah tugu untuk meminta hujan.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler