Banyak Diminta Iwan Bule Ketum PSSI Mundur, Menpora: Pemerintah Jangan Ikut Campur Bisa Disanksi FIFA

- 10 Oktober 2022, 12:33 WIB
Ketua Umum PSSI Iwan Bule Ucap Syukur Tak Dapat Sanksi dari FIFA, Imbas Tragedi Kanjuruhan
Ketua Umum PSSI Iwan Bule Ucap Syukur Tak Dapat Sanksi dari FIFA, Imbas Tragedi Kanjuruhan /pssi.org

WONOGIRIUPDATE - Buntut dari tragedi Kanjuruhan, banyak meminta Ketua umum (ketum) PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule diminta mundur dari jabatannya.

Hingga desakan pemunduran Iwan Bule sudah terdapat menjadi petisi pada platform Change.org.

Adanya hal ini, membuat Menpora Zainudin Amali bereaksi. Ia menegaskan pada Pemerintah, tuntutan mundur ketum PSSI itu, tidak bisa ikut campur untuk memenuhi tuntutan Iwan Bule mundur karena tuntutan masyarakat itu.

Alasannya, menurut Menpora, PSSI yang bernaung di bawah asosiasi sepak bola tertinggi di dunia, FIFA mempunyai aturan sendiri, karena itu Pemerintah tidak bisa melakukan intervensi.

Baca Juga: Cak Taqim Ceritakan Mencekamnya saat Tragedi Kanjuruhan: Pemain Nyaris Terkurung di Ruang Ganti

Berita ini dikutip dari Pikiran Rakyat.com dengan judul "Ramai Desakan Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSI, Menpora: Pemerintah Bisa Intervensi, Takut disanksi FIFA".

"PSSI yang bernaung di bawah Asosiasi Sepak Bola Dunia FIFA memiliki aturan sendiri sehingga pemerintah dalam posisi yang tidak mungkin intervensi. Kan kami sudah punya pengalaman disanksi FIFA. Saya tidak mau itu terulang lagi," kata Zainudin Amali saat ditanya wartawan di acara Kejurnas Pacu Kuda Pordasi Ke-56 di Pasuruan, Minggu.

Kendati begitu, dia menegaskan pemerintah tidak melarang masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, termasuk mendesak Iwan Bule mundur jari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI.

"Saya akan sampaikan hal itu, tapi semua kembali kepada PSSI bagaimana menyikapinya," ujar dia, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Pilihan Menpora untuk tidak mengambil langkah lebih jauh meneruskan desakan agar Iwan Bule mundur tentu tak lepas dari bayang-bayang ancaman sanksi FIFA yang pernah dirasakan Indonesia pada 2015 silam.

Halaman:

Editor: Saepul Rohman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

x