WNC, Jakarta - Meski gagal mempersembahkan gelar juara Piala AFF beberapa waktu lalau, PSSI akhirnya tetap memberikan kepercayaan kepada pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Antara, menyusul gonjang ganjing yang terjadi terkait nasib pelatih asal Korea Selatan itu.
"Dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial. Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak," ujarnya pada Senin 17 Januari 2022.
Baca Juga: Nusantara Dipilih jadi Nama Ibu Kota Negara yang Baru. Begini Penjelasannya
Yunus juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan PSSI juga akan memperpanjang kontrak Shin, jika performa timnas terus meningkat.
Memang sempat ada perdebatan yang terjadi dalam rapat evaluasi Shin Tae-yong yang dihadiri pula oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan pengurus lainnya.
Yunus pun menegaskan bahwa keputusan PSSI tidak didasarkan atas pandangan satu orang.
Baca Juga: Wow..! Usai Piala Asia 2022, Zahra Muzdalifah Siap Susul Shalika Bermain di Eropa
"Setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan komite eksekutif," tutur dia.
Bukan cuma hasil timnas di Piala AFF 2020 yang diperbincangkan saat itu, tetapi juga tentang naturalisasi dan banyak hal.
Persoalan naturalisasi memang menjadi isu panas, setelah Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemitro dalam channel youtube JPNN menyebut terjadi kebuntuan antara PSSI dan Shin Tae-yong.
Haruna juga mengkritik soal program naturalisasi, yang langsung mendapat tanggapan dari pihak PSSI.
"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Alberto Goncalves dan lain-lain. Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong)," jelas Yunus Nusi.
PSSI kini dalam proses menaturalisasi empat pemain keturunan Indonesia di luar negeri yaitu Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgers dan Ragnar Oratmangoen. Proyek ini dipimpin oleh anggota Komite Eksekutif PSSI Hasani Abdulgani.***