"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam,” kata Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril.
Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Meskipun begitu negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19, karena berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi.
Baca Juga: Ikut Jadi Korban, Aset Irwansyah Dikuras Sang Adik Hafiz Faturrahman yang Jadi DPO
Dalam 7 hari terakhir ini dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi, dengan hal tersebut, Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala Covid-19.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim Indonesia juga tidak menghadapi gelombang Omicron untuk varian BA.4 dan BA.5, saat negara lain mengalaminya.
“Tapi ujiannya nanti, akan kita lihat di awal tahun. Kita tahu Singapura yang tadinya hanya ratusan kasusnya sekarang naik menjadi 6 ribu kasus per hari lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2 ribu kasus per hari padahal penduduk Singapura 5 juta, sedangkan penduduk kita 270 juta,” ucap Budi.
Baca Juga: Lesti Kejora Terancam Pidana Karena Cabut Laporan KDRT Kepada Rizky Billar Demi Anak
Memang, seluruh dunia mengakui bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi salah satu yang terbaik.
Namun, tantangan selanjutnya adalah kenaikan kasus yang diprediksi terjadi pada bulan Januari-Februari 2023 akibat lahirnya mutasi baru.