WONOGIRIUPDATE - Saat persidangan kedua pembunuhan berencana Brigadir J yang dilakukan Ferdy Sambo cs, Jaksa Penuntut Hukum (JPU) menghadirkan 12 orang saksi dari keluarga Brigadir J, termasuk adik dari Brigadir J, Mahareza Rizky pada 25 Oktober, bertempat di PN Jakarta Selatan.
Adik dari mendiang Brigadir J itu sekaligus rekan Bharada E, yang tersangkut kasus pembunuhan tersebut.
Reza yang juga sebagai anggota Polri, akan berada di Jakarta hingga 28 Oktober 2022, yang kembali akan memberikan saksi dipersidangan.
Saat beada dipersidangan, Reza mengungkap perasaannya saat bertemu dengan Bharada E, pelaku pembunuhan kakaknya tersebut.
Baca Juga: Wanita Bercadar Todongkan Pistol, Fadil Imran: Belum Tentu Terorisme
Berita ini dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam judul "Bertemu Bharada E di Persidangan, Adik Brigadir J: Biasa saja sih"
"Biasa aja sih gak dendam. Kita kan harus bisa maafkan juga cuma ya proses hukum harus tetap berjalan," kata Reza di kanal YouTube Irma Hutabarat-Horas Inang.
Ia mengaku kenal dengan Bharada E. Mereka sering ngobrol, nyanyi bareng, bermain, dan main pingpong.
"Beli makanan bareng sama almarhum juga, sama yang lain. Ketawa-tawa, cerita-cerita biasa gitu," ucap Reza bercerita.
Ia mengungkap bahwa usianya lebih muda dari Bharada E. Namun, pangkat di kepolisian lebih tinggi Reza daripada Bharada E.
Ia menilai Bharada E adalah orang yang periang, humoris, dan terkadang sibuk sendiri saat yang lain berkumpul.
"Kalau dilihat dari segi kerjaan, dia orangnya tekun, rajin. Apa yang diperintahkan langsung dikerjain, langsung paham," ujarnya.
Menurut pengakuannya, Reza mengenal dengan semua ajudan Ferdy Sambo termasuk Bripka Ricky Rizal Wibowo yang juga jadi tersangka.
Meskipun tidak tinggal bersama, Reza kos di dekat rumah Ferdy Sambo. Itulah yang membuatnya kenal dengan seluruh ajudan suami Putri Candrawathi tersebut. Pada hari pembunuhan Brigadir J, Reza sempat datang ke rumah Ferdy Sambo.
"Sempat ke sana. Karena waktu itu kan pas kira-kira jam 7 malam ditelepon," kata anak bungsu Samuel Hutabarat itu.
"Nanti kamu ke biro Provos ya, ada yang nungguin soalnya. Kenapa itu bang. Udah ntar ke sana aja," ujar Reza menirukan percakapan telepon saat itu.
Karena diperintahkan untuk memakai pakaian dinas lengkap (PDL), namun PDL miliknya masih di laundry. Entah mengapa, perasaan Reza mengarahkan ingin main ke rumah Ferdy Sambo di Saguling.
Sesampainya di Saguling, Reza digeledah ditanya apakah ia membawa senjata api atau tidak. Bagasi motor Reza juga ikut digeledah.*** (Shora Syafhira Ghassani/Pikiran-Rakyat)