BMKG Bicara Fenomena La Nina Triple-Dip: Tiap Daerah Perlu Waspada saat Mengalami

16 Oktober 2022, 20:40 WIB
Apa Arti La Nina dan Dampaknya, Faktor Penyebab Hujan di Musim Kemarau Saat Ini /Pexels.com

WONOGIRIUPDATE - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorta Karnawati mengimbau pada masyarakat perlu waspada saat kedatangan fenomena La Nina Triple-Dip.

Fenomena La Nina Triple-Dip merupakan fenomena yang unik, namun ini bisa menjadi ancaman untuk masyarakat Indonesia.

Fenomena La Nina ini telah muncul pada 2020 selama tiga tahun, disebabkan pola cuaca dan iklim di suatu negara.

Akibat dari fenomena ini, Indonesia bisa muncul hujan hanya beberapa Wilayah saja.

Baca Juga: 12 Negara dengan Populasi Gelandangan Terbanyak di Dunia, Negara Indonesia Termasuk?

Berita ini dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam judul "BMKG Soroti Fenomena La Nina Triple-Dip di Indonesia: Tiap Daerah Perlu Waspada"

Adapun penjelasan Dwikorita soal La Nina Triple-Dip disampaikan dalam acara Mini Symposium 17th Annual BMKG – NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Dwikorita, lantas memperingatkan bahwa musim hujan yang lebih awal bisa berdampak pada aktifnya ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang hingga tanah longsor.

"Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, dan lain sebagainya," ucap Dwikorita Karnawati menerangkan penjelasan.

Kemudian berikutnya, musim hujan harus menimbulkan sikap waspada pada kehadiran penyakit musiman.

"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," ucapnya lagi.

Untuk diketahui, La Nina, tanpa Triple-Dip, merupakan fenomena yang terjadi di Samudera Pasifik, saat suhu permukaan laut menjadi sangat dingin.

Namun, dinginnya Samudera Pasifik justru membuat perairan Indonesia memiliki SML yang hangat.

Akhirnya, awan-awan di atas langit Indonesia akan meningkatkan curah hujan.

Sementara itu, fenomena La Nina Triple-Dip ternyata pernah terjadi di Indonesia pada tahun-tahun 1973-1975 dan 1998-2001.*** ( Khairunnisa Fauzatul/Pikiran-Rakyat)





Editor: Saepul Rohman

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler