Dulu Berpredikat Miskin, Desa di Pemalang Ini Berkembang Punya Edukasi Wisata Sawah

- 15 Mei 2022, 17:42 WIB
Suasana edukasi wisata sawah Desa Bojongnangka, Kecamatan/ Kabupaten Pemalang
Suasana edukasi wisata sawah Desa Bojongnangka, Kecamatan/ Kabupaten Pemalang /Kominfo Jateng

WNC-PEMALANG – Desa Bojongnangka, Kecamatan/Kabupaten Pemalang, yang pernah menyandang predikat desa miskin, kini telah berkembang dan memiliki edukasi wisata.

Hal itu berkat pendampingan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) melalui program Satu OPD Satu Desa Dampingan.

Dikutip dari Kominfo Jateng, pada 2020, Desa Bojongnangka menjadi binaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jateng.

Baca Juga: Catat, Sepur Kelinci Nekat Beroperasi di Jalan Raya Sukoharjo Bakal Dikandangkan

Selama dua tahun, berbagai upaya dilakukan untuk mengangkat potensi desa, hingga mampu lepas dari jeratan kemiskinan.

Kepala Desa Bojongnangka, Wahmu mengatakan, desanya masuk dalam kategori miskin di Kabupaten Pemalang. Sehingga mendapat pendampingan dari Pemprov Jawa Tengah sejak 2020 sampai 2021.

“Kenapa kami ada pendampingan dari BKD, karena di Pemalang ada beberapa desa miskin, di antaranya Desa Bojongnangka,” ujarnya, Minggu 15 Mei 2022.

Baca Juga: Pembukaan Car Free Day Solo Dibayangi Penyebaran Hepatitis Akut, Masyarakat Diminta Waspada

Pendampingan itu, menurutnya, dilakukan untuk mengangkat desa dari jeratan kemiskinan, dengan cara pendataan potensi dan mencari solusinya.

Ditambahkan, jumlah penduduk Desa Bojongnangka sekitar 9.600 jiwa lebih dengan 3.500 kepala keluarga. Dan, 99% bekerja sebagai petani dan buruh tani.

“Kami masih dalam tahap meningkatkan perekonomian, khususnya petani,” paparnya.

Baca Juga: Sinopsis Film The Purge: Election Year Tayang di GTV, Tradisi Pembunuhan Menjelang Pemilihan Presiden

Pada 2019, Pemdes setempat berinisiasi untuk membangun rumah produksi pupuk organik. Namun, karena keterbatasan anggaran, mereka hanya mampu membeli mesin pencacah sampah.

Bukan hanya itu, pendampingan itu juga dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

“Di tahun 2020 itu ada pendampingan dari BKD dan kerja sama Bank Jateng, memberikan bantuan alat pengayak sampah, bangunan rongga untuk fermentasi, tempat sampah, dan becak pengangkut sampah," ungkapnya. Nah, saat itu produksi pupuk organik bisa beroperasi,” ungkapnya.

Baca Juga: Yayasan Gema Salam Mengaku Dirugikan, Pelaku Penculikan 12 Anak di Bogor Disebut Eks Napiter

Sejauh ini, mesin pembuat pupuk organik tersebut mampu menghasilan sekitar satu ton kompos dalam sebulan. Hasilnya tidak dijual belikan, tapi diberikan ke petani secara gratis dalam rangka membantu mengurangi kebutuhan pupuk.

Dia membeberkan, keberhasilan dalam mengelola pupuk berbahan sampah organik dari warga itu, kemudian dikembangkan menjadi eduwisata sawah.

Selain bisa belajar mengelola pertanian dengan pupuk organik, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas desa dan berswafoto.

Baca Juga: Jelang Tri Suci Waisak Nasional, Umat Buddha Gelar Ritual Pengambilan Api Abadi Mrapen di Grobogan

“Sekarang saya mengembangkan menjadi wisata ekdukasi sawah kami namakan Gatra Kencana," kata

Beberapa daerah disebutkan datang untuk studi banding, seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, dan Demak. Sejak dibuka Desember lalu, kini sudah mampu memberi pemasukan Rp500 juta.

Ditambahkan, saat proses pendampingan, Pemprov Jateng juga memberikan bantuan rehab rumah tidak layak huni bagi tiga warga desa setempat.

Baca Juga: Maling Sekarung Rokok Berakhir Tragis di Sukoharjo, Ditemukan Tewas di Dalam Toko Belum Sempat Bawa Hasil

Sementara, Carmo, petani Desa Bojongnangka mengaku senang desanya telah mampu memproduksi pupuk organik sendiri. Kalau mau menanam, tinggal minta ke Pak Lurah, dan ambil sendiri.

"Pupuk organik kualitasnya bagus buat tanaman. Kalau ditabur itu bisa merata. Hasilnya bagus. Saya punya satu hektare sawah, ditanami padi dan jagung,” tandasnya.

Sebagai informasi, di Jateng sudah ada 172 desa mendapat pendampingan dari pemerintah provinsi sejak 2019. Setidaknya, 48 OPD yang terlibat dalam program tersebut dengan berbagai program, mulai dari pemberdayaan, rehab RTLH, jambanisasi, dan lainnya.***

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Sumber: Kominfo Jateng


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah