Viral Crazy Rich asal Grobogan Bangun Jalan Pakai Dana Pribadi, Disebut Bakal Nyalon Presiden

8 Mei 2022, 17:43 WIB
Joko Suranto, sempat viral disebut crazy rich asal Grobogan, Jateng /WNC/ Nanang Sapto Nugroho

WNC-SURAKARTA - Beberapa waktu lalu media sosial (medsos) dihebohkan berita viral tentang sosok yang disebutkan Crazy Rich asal Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).

Pria yang belakangan diketahui bernama Joko Suranto ini menjadi buah bibir lantaran membangun jalan sepanjang sekira 1,8 kilometer di kampung kelahirannya, tepatnya Desa Jetis, Karangrayung, Grobogan.

Tak tanggung -tanggung, untuk membiayai pembangunan jalan itu, Joko yang merupakan pengusaha properti ini merogoh koceknya sendiri hingga sekira Rp2,8 miliar.

Baca Juga: Beredar Info Menag Yaqut Minta Masyakarat Iklaskan Dana Haji untuk IKN, Humas Kemenag: Itu Hoaks

Viral dengan sebutan crazy rich ternyata membuat Joko dan keluarganya tidak nyaman, lantaran khawatir dikaitkan dengan hal yang bersifat negatif.

“Pada awalnya kami merasa itu tidak pas karena saya punya usaha dan sebutan crazy rich ini sempat dihubungkan dengan flexing dan lainnya," kata Joko saat ditemui di Kota Solo, Minggu 8 Mei 2022.

Sebutan crazy rich itu membuat Joko dan keluarga untuk beberapa hari melakukan puasa tidak mengunggah segala aktivitas sehari -hari di medsos.

Baca Juga: Sinopsis Film The Wolfman Malam Ini di GTV, Kisah Teror Manusia Serigala

Selama seminggu ia dan istrinya diam di rumah. Bahkan keluarganya juga tidak upload kegiatan buka puasa bersama atau kegiatan lainnya karena takut menambah persepsi lain di masyarakat.

“Tapi setelah itu kami menyadari, itu hak mereka. Tapi kalau membawa kebaikan ya kita terima. Saya hanya butuh pencitraan kebaikan yang sebenarnya itu bisa dilakukan oleh semua orang,” jelasnya.

Pria yang ternyata adalah Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat (Jabar) ini, ternyata memilki ikatan sejarah kuat dengan kota tempat kelahiran Presiden Joko Widodo, yakni Solo.

Baca Juga: Sinopsis Film Handsome Siblings di Bioskop Trans TV, Kisah Saudara Kembar Saling Bermusuhan

Semasa remaja, Joko sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Solo, dilanjut kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS). Oleh karenanya, Solo bisa diibaratkan menjadi kampung halaman kedua setelah Grobogan.

“Saya 12 tahun lebih di Solo. Kawan dan sahabat saya, hal-hal yang menumbuhkan saya di masa remaja ada di Solo. Solo adalah sesuatu bagi saya,” ujar Joko.

Jiwa wirausaha dan kerap menolong teman yang sedang kesusahan, rupanya sudah melekat dengan keseharian Joko sejak lama. Ia mengaku juga pernah hidup susah.

Baca Juga: Kunjungan ke Museum Balla Lampoa Makassar, Ganjar Pranowo Disambut Raja Gowa dan Tokoh Adat

Diakui Joko, namanya sekarang lebih banyak dikenal orang sejak viral di medsos. Tak sedikit yang mengirim pesan melalui akun Instagramnya.

Ayah tiga anak yang kini menetap di Bandung Jabar ini merasa banyak yang berubah usai dirinya viral. Namun begitu, ia tetap selalu menanggapi dengan berpikir positif.

“Tapi yang tidak berubah adalah persepsi dan prasangka saya tetap selalu positif dan baik pada siapapun dan apapun, terutama pada ketentuan Allah," ucapnya.

Baca Juga: Hindari Kepadatan Arus Balik Lebaran, Menhub Himbau Masyarakat Kembali Setelah 8 Mei 2022

Joko mengaku prihatin, dimana saat ini tumbuh fenomena masyarakat yang tidak segan meminta bantuan, padahal masih punya kesempatan untuk berusaha sendiri.

“Ini menunjukkan di masyarakat kita banyak yang akses ekonomi dan akses pekerjaan belum terjawab. Ini PR bersama, tugas bersama tidak hanya untuk pemerintah,” tegas pria kelahiran Grobogan, 26 Januari 1969 ini.

Diungkapkan Joko, hidup susah dengan menjalani banyak pekerjaan untuk membantu orang tua sudah dilakukannya saat masih duduk di bangku SMP di Boyolali.

Baca Juga: Rekomendasi 3 Makanan Ringan Khas Klaten untuk Buah Tangan, Nomor 1 Peninggalan Jaman Kolonial

"Saya pernah ngenger (numpang hidup) pada saudara. Pernah jadi makelar di pegadaian, bantuin skripsi dan ngirim tembakau ke bakul di Pasar Legi Solo," ungkapnya.

Joko dari kecil memiliki prinsip, yaitu tidak pernah mau meminta-minta. Kalaupun ada yang memberi maka harus dibalas untuk mengembalikan dengan cara bekerja.

Dalam aktivitas sosial, Jolo rupanya tidak hanya membangun jalan di tanah kelahirannya saja. Sudah puluhan masjid ia bangun di beberapa lokasi, termasuk membantu panti asuhan juga ia lakukan rutin.

Baca Juga: Jemaah Haji 1443 H Maksimal Dapat Makan 119 Kali, Tim Ditjen PHU Kemenag Finalisasi Layanan Katering di Saudi

Banyak yang mengaitkan viralnya nama Joko dikaitkan dengan misi ambisi meraih jabatan politik untuk menjadi bupati, gubernur, anggota dewan hingga sebagai calon presiden.

“Ada juga yang bilang saya mau jadi presiden. Bagi saya presiden itu alat bukan tujuan. Tujuan saya jadi orang baik dan harus memberi manfaat. Semua kita kembalikan ke prasangka baik," sambungnya.

Menurutnya, semua manusia itu bisa jadi orang hebat dengan sederhana. Dengan tidak menjadi parasit sosial, bisa mandiri, menjaga keluarganya, menjaga lingkungannya.

Baca Juga: 28 Orang Dinyatakan Lolos Seleksi Administrasi Calon Pimpinan Baznas Jateng Periode 2022-2027

"Tidak perlu nunggu kaya atau jadi pejabat dulu baru bermanfaat bagi orang lain. Ketika harus menjadi sesuatu, itu jangan merubah niatnya, jangan merubah karakternya, ” pungkasnya.***

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler