Kamboja beralasan kesulitan melakukan perjalanan telah menjadi penghalang kehadiran beberapa menlu ASEAN, sehingga pertemuan harus ditunda.
Juru bicara Kemenlu Kamboja Kuy Kuong menolak menjelaskan ketidakhadiran para menteri. Keputusan penundaan pertemuan muncul setelah PM Kamboja Hun Sen melakukan kunjungan ke Myanmar untuk bertemu Min Aung Hlaing.
Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, Kemenhub Inisiasi Penggunaan Kendaraan Umum Bertenaga Listrik
Kunjungan Hun Sen tersebut memicu kekhawatiran di dalam dan di luar ASEAN bahwa lawatan itu dapat dinilai sebagai legitimasi terhadap Junta Militer.
Min Aung Hlaing, yang dikecualikan dari pertemuan para pemimpin ASEAN tahun lalu, kemudian berterima kasih kepada Hun Sen karena "berpihak kepada Myanmar".
Kamboja mengindikasikan ingin melibatkan junta dengan mengundang penjabat menlu Myanmar Wunna Maung Lwin ke pertemuan pembukaan ASEAN, kata dua sumber diplomatik kepada Reuters.
Undangan Kamboja kepada Wunna Maung Lwin adalah ketidaksepakatan yang terus berlanjut, ujar sumber diplomatik. Beberapa anggota ASEAN keberatan dengan perkembangan terakhir tentang isu Myanmar.
Baca Juga: Usai Jadi Korban Perkosaan, Wanita Asal Boyolali Justru Mengaku Dilecehkan Saat Melapor ke Polisi
"Masalah utamanya adalah ketidaksepakatan atas undangan yang dikirim ke Wunna oleh Kamboja," kata sumber itu, yang berbicara dengan mitra regional.
Indonesia dan Malaysia juga tidak senang dengan hasil kunjungan Hun Sen, terutama keterkaitan Konsensus Lima Poin ASEAN tentang Myanmar dengan peta jalan lima poin versi junta.