Menurut Suyanto, penghilangan stigma adalah salah satu cara pemerintah Indonesia ataupun negara-negara lain.
Stigma inilah yang membuat diskirimisani, yang membedakan satu dan lainnya.
"Harapannya dengan penghilangan stigma tentang disabilitas, kami bisa diterima di masyarakat, dibidang apapun,” ucap Suyanto dalam rilis yang diterima WNC dari STAIMAS Wonogiri, Jumat, 3 Desember 2021.
Pada HDI 2021, mahasiswa Prodi KPI STAIMAS Wonogiri, Rina Resmito Sari melakukan praktik wawancara dengan Ketua Pertuni.
Kegiatan itu sebagai bagian upaya melatih mahasiswa sekaligus sosialisasi STAIMAS Wonogiri kepada masyarakat melalui channel youtube STAIMAS WONOGIRI.
Menurut Suyanto, ke depan perlunya pemberian kesempatan kepada disabilitas yang lebih luas. Sehingga bisa berkreasi, berinovasi dan melahirkan ide-ide kreatif.
Selain itu mampu bekerja pada umumnya, bersoisalisasi dan menghasilkan karya-larya yang lebih bagus.
“Banyak disabilitas bermunculan karena diberikan kesempatan oleh negara, oleh pemerintah dan tidak dibeda-bedakan. Itu harapan kami,” ujar mahasiswa semester III Udinus Semarang itu.
Dia menyatakan disabilitas bukan seseorang yang memiliki kecatatan tapi berbeda kemampuan. Seseorang yang memiliki perbedaan kemampuan.