500 Lebih Ditangkap Menyusul Kerusuhan Akibat Kebijakan Prokes dan Vaksinasi Covid-19 di Belanda

22 November 2021, 17:33 WIB
Sejumlah warga mengamati api membakar sepeda motor di Rotterdam, Belanda, Sabtu (20/11/2021)/ ANTARA/Video In Verzet via REUTERS/ /Reuters via Antara

 

 

WNC-AMSTERDAM  - Negeri Kincir Angin dilanda kerusuhan menyusul kebijakan pembatasan akibat Pandemi Covid-19.

Kerusuhan pecah hampir di semua kota di Belanda selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat hingga Minggu Malam, 21 November 2021.

Kerusuhan memicu bentrokan polisi dan sekelompok pemuda yang membakar serta melemparkan batu kepada petugas keamanan.

Dilansir WNC dari Reuters melalui Antara, kerusuhan dilaporkan muncul di sejumlah lokasi, termasuk Leeuwarden dan Groningen di utara, kota timur, Enschede, dan Tilburg di selatan.

Di Enschede, kota tempat peraturan darurat dikeluarkan, polisi menggunakan tongkat berupaya membubarkan kerumunan, menurut video di media sosial.

Baca Juga: Guadeloupe Rusuh Terkait Kebijakan Prokes dan Vaksinasi COVID-19, Perancis Kerahkan Pasukan Khusus

Di Leeuwarden, mobil polisi dilempari batu dan kelompok berpakaian hitam berteriak-teriak dan mulai melakukan pembakaran.

Belanda menghadapi situasi buruk sejak pemberlakuan lockdown yang mengakibatkan kekacauan dan penangkapan lebih dari 500 pengunjuk rasa sejak Januari. polisi mengatakan lima petugas terluka pada Sabtu (20/11) malam.

Selain itu, setidaknya 64 orang ditahan di tiga provinsi, termasuk puluhan orang yang melemparkan kembang api dan pagar selama pertandingan sepak bola di stadion Feyenoord Rotterdam.

Kerusuhan terjadi sejak Jumat malam di Rotterdam. Di kota itu, polisi menembaki kerumunan ratusan pengunjuk rasa. Wali kota Rotterdam mengatakan protes telah berubah menjadi anarkhis  "hura-hura kekerasan".

Baca Juga: Ledakan Covid-19 Terjadi di Italia, Hari Minggu Kemarin 46 Orang Meninggal, 9.709 Dilaporkan Positif

Empat orang yang diyakini terkena peluru polisi masih dirawat di rumah sakit pada Minggu, kata pihak berwenang.

Protes  dipicu penentangan terhadap rencana pemerintah membatasi penggunaan kartu corona nasional bagi orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 atau telah divaksin, tidak termasuk mereka yang hasil tesnya negatif.

Belanda menerapkan kembali lockdown pada 17,5 juta warganya akhir pekan lalu selama tiga minggu sebagai upaya memperlambat berjangkitnya virus. Tetapi, infeksi harian tetap berada pada level tertinggi sejak pandemi mulai merebak.

Baca Juga: Pihak Imigrasi Malaysia Ancam Usir WNI dan Memasukkan Daftar Hitam Jika Ketahuan Langgar Prokes

Beberapa pemuda juga marah karena larangan kembang api pada Malam Tahun Baru agar rumah sakit tidak semakin kewalahan. Perawatan di rumah sakit terpaksa dikurangi karena lonjakan pasien COVID-19.

Di antara konfrontasi paling serius pada Sabtu malam adalah yang terjadi di Den Haag. Lima petugas terluka, salah satunya serius, menurut pernyataan polisi.

Di kota itu, polisi menjalankan tugas dengan menunggang kuda dan menangkap 19 orang, salah satunya karena melemparkan batu melalui jendela ambulans yang lewat.***

Editor: Dwi Soewanto

Terkini

Terpopuler