Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam Tolak Junta Myanmar di KTT ASEAN dengan China

- 19 November 2021, 18:39 WIB
Ilustrasi ; Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (24/4/2021). /doc. ANTARA FOTO/Biro Pers-Rusan/
Ilustrasi ; Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (24/4/2021). /doc. ANTARA FOTO/Biro Pers-Rusan/ /Antara


 

WNC-KUALALUMPUR – Indonesia dikabarkkan menolak pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dalam KTT ASEAN dan China, 22 November mendatang. Demikian pula Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, juga menolak.

Junta Myanmar sebelumnya juga dikecualikan dalam KTT ASEAN akhir Oktober lalu, karena kegagalannya menjalankan konsensus para pemimpin ASEAN membantu penyelesaian krisis politik di Myanmar.

"Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Brunei telah sepakat untuk mempertahankan posisi yang sama dengan KTT ASEAN," kata sumber pemerintah di negara ASEAN Kamis, merujuk permintaan agar Myanmar diwakili tokoh non-politik.

Senada, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menegaskan, komitmen untuk kehadiran tokoh non-politik dari Myanmar mengacu pada "kebijaksanaan" yang ditunjukkan para pemimpin sebelum KTT Oktober.

“Indonesia konsisten pada posisinya tentang siapa yang harus mewakili Myanmar dalam KTT pemimpin mendatang,” kata Faizasyah, dikutip WNC dari Reuters melalui Antara.

Baca Juga: Pihak Imigrasi Malaysia Ancam Usir WNI dan Memasukkan Daftar Hitam Jika Ketahuan Langgar Prokes

Indonesia menjadi salah satu kritikus ASEAN paling blak-blakan. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan, Myanmar tidak boleh diwakili di tingkat politik sampai bisa memulihkan demokrasi mereka.

Sementara Kemlu Malaysia menolak mengomentari isu ini, demikian pula dengan Singapura, Brunei, dan Vietnam yang tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Juru Bicara Kemlu China Zhao Lijian mengatakan China mendukung semua pihak di Myanmar dalam mencari penyelesaian politik melalui dialog, dan akan bekerja dengan masyarakat internasional dalam upaya memulihkan stabilitas dan melanjutkan transformasi demokrasi.

Halaman:

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah