Untuk pemeriksaan fakta, Pikiran-Rakyat.com memastikan bahwa video viral itu mencantumkan informasi yang salah.
Bahkan, deteksi stroke dengan gerakan jari-jari tidak memiliki hubungan sama sekali, menurut seorang dokter spesialis saraf di Surabaya, dr. Bambang Kusnardi.
Lebih lanjut, deteksi stroke dipastikan hanya dapat menggunakan metode Face, Am, Speech, dan Time (FAST).
Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional, dr. Mursyid Bustami membeberkan detail penggunaan metode FAST untuk deteksi risiko stroke.
Mursyid membeberkan metode FAST, mulai dari Face, yang melihat wajah seseorang mendadak tidak simetris.
Berikutnya, Arm adalah risiko stroke yang terlihat dari tangan menjadi lemah, yakni saat diangkat terlihat tinggi tidak sama.
Selanjutnya, speech adalah risiko stroke yang terlihat dari cara bicara yang menjadi sulit, tidak jelas, hingga tidak bisa berbicara.
Kemudian diakhiri dengan Time, berarti sudah waktunya membawa penderita ke rumah sakit.
Dengan demikian, deteksi stroke dengan gerakan jari tangan telah terbukti hoaks.*** (Khairunnisa Fauzatul A/Pikiran-Rakyat)