Dunia Terbalik, Dulu Peradaban Manusia Terancam Kelaparan, Sekarang Justru Kelebihan Makan

- 26 Oktober 2021, 14:05 WIB
Ilustrasi - obesitas berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh, mulai dari penyakit diabetes hingga jantung.
Ilustrasi - obesitas berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh, mulai dari penyakit diabetes hingga jantung. /

WNC - JAKARTA - Di jaman serba maju saat ini, banyak hal bisa memicu kesehatan manusia. Salah satunya obesitas (kelebihan berat badan) akibat tidak bisa menghentikan konsumsi makanan.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mencatat 2,3 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih pada 2015. Sebanyak 700 juta diantaranya obesitas. Angka tahun 2005, dari 1,6 milyar dewasa dengan berat badan berlebih, baru  400 juta tergolong obesitas.

Dokter Specialis Bedah Saraf Ryu Hasan mengatakan, peradaban manusia pernah terancam kelaparan, perang dan infeksi. Ancaman tersebut baru berhasil diatasi pada abad ke-20.  Namun saat ini, kelebihan makanan justru menjadi ancaman kesehatan manusia.

"Sekarang ancaman kita, justru kelebihan makanan. Orang gembrot, obesitas adalah ancaman peradaban ke depan," terang Ryu, baru-baru ini.

Dikutip oleh WNC dari laman web antaranews.com, obesitas merupakan persoalan global dan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 2000. Dari banyak negara, Jepang paling serius menangani obesitas. Banyak hal mengancam kesehatan manusia dari obesitas, seperti penyakit diabetes hingga merembet ke jantung.

Ada paradoks, bila melihat perilaku manusia mengenai obesitas. Manusia punya kebiasaan turunan tidak bisa berhenti makan, karena menganggap makan untuk mempertahankan hidup. Tetapi realitanya, yang tidak memiliki sifat turunan ini justru punya peluang hidup lebih lama.

"Orang yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan, justru punya peluang hidup lebih tinggi," katanya.

Pada akhirnya manusia yang bertahan ialah manusia yang tidak punya gen tidak bisa berhenti makan. Artinya, orang yang kesulitan menghentikan kebiasaan makan dan mengalami obesitas, memiliki resiko kesehatan lebih besar dibanding orang lain yang mampu menahan rasa laparnya. (Panca/***)



Editor: Indah Panca Kusumawati

Sumber: antaranews.com


Tags

Terkini

x