Estetik Mushola As Salam Berdinding Kayu Ulin, Ciri Khas Bangunan Jawa, Dayak dan Banjar

- 31 Oktober 2021, 16:30 WIB
Mushola As Salam berada di Jalan Jenderal Sudirman KM 71 Desa Terawan, Kecamatan Seruan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, 90 persen bangunannya menggunakan kayu ulin.
Mushola As Salam berada di Jalan Jenderal Sudirman KM 71 Desa Terawan, Kecamatan Seruan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, 90 persen bangunannya menggunakan kayu ulin. /Antaranews.com/


WNC - SAMPIT - Mushola As Salam berdiri pada lahan seluas 25x22 meter, menariknya mushola dibangun dengan desain menggabungkan tiga ciri khas Jawa, Banjar dan Dayak. Bangunannya 90 persen menggunakan kayu ulin. 

Mushola berada di Jalan Jenderal Sudirman KM 71 Desa Terawan, Kecamatan Seruan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Keindahan desain masjid berdindingkan limbah kayu ulin membuat decak kagum setiap orang saat singgah.

Jika dilihat sepintas bangunan mushola mirip dengan adat Jawa dan Bali. Pada bagian gapura mengingatkan bangunan di Bali, sementara atap mushola bertingkat tiga mirip bangunan khas masjid kuno di Demak.

Saat memasuki mushola lebih dekat, terdapat ornamen khas Dayak, salah satunya berupa telabang atau telawang dengan ukiran khas Dayak yang dipasang di kiri dan kanan gapura yang kokoh. Telawang merupakan sejenis perisai yang digunakan untuk perlindungan diri masyarakat Dayak.

Baca Juga: Golla Kambu Kudapan Unik Sensasi Manis Gurih Khas Polewali Mandar

Baca Juga: Daging Se'i Citarasa Autentik Kuliner Khas Pulau Timur

Dilansir WNC dari situs Antaranews.com, bau harum semerbak tercium ketika memasuki mushola. Wanginya sekilas menyerupai aroma kayu gaharu. Kayu ulin dalam pembangunan mushola merupakan limbah atau kayu ulin yang selama ini dinilai sudah tidak terpakai, sebagian ditemukan di kawasan-kawasan bekas hutan, juga ada yang harus digali kedalam tanah. Limbah kayu ulin biasanya berupa akar pohon, sisa batang bekas tebangan maupun sisa-sisa pohon ulin bekas terbakar.

Setiap tiang pada mushola memanfaatkan beberapa batang kayu ulin tua. Meski tidak lurus, ukuran batang tidak beraturan bahkan sebagian berlubang-lubang, namun masih cukup kuat untuk digunakan menjadi tiang penyangga.

Dinding mushola menggunakan potongan-potongan bulatan atau gelondongan kayu ulin yang disusun yang kemudian direkatkan menggunakan pasak kayu dan lem kayu. Setiap keping bulatan batang ulin disusun menjadi dinding memiliki ketebalan masing-masing 10 cm.

Untuk membangun mushola membutuhkan 897 keping bulatan kayu ulin. Mushola diresmikan pada 7 Juli 2017 mampu menampung 50 jemaah. (Panca/***)

Halaman:

Editor: Indah Panca Kusumawati

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x