WNC-WONOGIRI-Pantun dan musik, menjadi ciri khas kesenian tradisional Bas Butong. Sesekali, hentakan suara gendang bambu, memecah lantunan lagu. Ketika musik dan lagu dimainkan bersama, gaungnya-pun memecah suasana. Iramanya sedikit monoton, karena tanpa melodi.
Tetapi suguhan musik klasik yang pernah trend tahun enampuluhan ini, cukup menghibur puluhan anggota veteran yang diundang sarasehan ke Istana Parnaraya, beberapa waktu silam.
Ya. . . . Kesenian kuno satu ini, mungkin masih asing di telinga kita. Sesuai namanya yang unik, Kesenian Bas Bambu Gentong (Bas Butong), terdiri dari bambu dan gentong atau tempayan.
Kesenian Bas Butong sendiri, berasal dari Dusun Sumber Alit, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Alat musik ini, semua terbuat dari bambu ditiup, dan pukulan gentong, dengan jumlah personil mencapai 15 orang, termasuk para penyanyi.
Baca Juga: Alunan Musik Kuno ini Tempo Dulu Dijadikan Senjata Ampuh Para Remaja untuk Memikat Cinta
Kata sesepuh desa, Konon artis lokal Bas Butong yang terkenal bernama Sulimah dan Sumarsih. Dalam pentas panggung kesenian bas, keduanya biasa berganti nama Itje Sulimah dan Evie Sumarsih.
Terlepas dari histori kesenian, suguhan musik klasik yang pernah trend di tahun enampuluhan tersebut, cukup menghibur puluhan anggota veteran di Istana Suparno di Kebonagung Kecamatan Sidoharjo.