WNC - KAPUAS HULU - Ratusan ekor babi milik warga di 10 Kecamatan wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mati terserang penyakit demam babi Afrika atau virus African Swine Fever (ASF).
"Sebenarnya banyak babi mati. Sejak 25 Oktober 2021, ada 600 ekor lebih mati akibat penyakit demam babi Afrika," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu, Marytiningsih, di Putussibau Kapuas Hulu, Kamis 2 Desember 2021.
Penyakit demam babi Afrika tidak ada obat maupun vaksin. Namun bisa dicegah dengan melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang secara rutin.
Berdasar pada laporan 8 September lalu, pihaknya mendapatkan laporan kematian babi secara mendadak di Kecamatan Putussibau Utara. Setelah dicek hasilnya positif virus ASF.
Ia menjelaskan, virus ASF ini tidak menular kepada manusia, hanya menular ke sesama hewan ternak khususnya babi.
"Penularan virus ASF itu secara kontak langsung dan tidak langsung, virus ASF bisa bertahan lama jika berada di kotoran, kandang ternak babi memang harus selalu bersih," ujarnya.
Setelah merebak virus ASF pihaknya melakukan langkah dengan investigasi dan mengambil sampel darah, tulang belakang kemudian jeroan, hati, jantung, sampel air dikirim ke balai Veteriner Banjar Baru Kalsel.
Baca Juga: Sea-Doo Safari, Destinasi Kota Batam Menambah Ragam Wahana Bahari setelah Wisata Dirgantara