Sembahyang Ching Bing, Tradisi Sadranan Warga Tionghoa di Surakarta untuk Mendoakan Leluhur

- 10 April 2022, 21:03 WIB
Warga Tionghoa khususnya uma Konghucu melakukan tradisi sembahyang Ching Bing seperti Sadranan
Warga Tionghoa khususnya uma Konghucu melakukan tradisi sembahyang Ching Bing seperti Sadranan /Dok/ Panitia Sembahyang Ching Bing

WNC-SURAKARTA- Sadranan selama ini luas diketahui merupakan tradisi berdo'a di makam leluhur yang dilakukan masyarakat Jawa terutama pemeluk agama Islam menyambut Ramadhan.

Namun ternyata tradisi Sadranan mendoakan arwah para leluhur itu juga dilakukan oleh warga Tionghoa khususnya umat Konghucu. Sebutannya sembahyang Ching Bing.

Seperti yang dilakukan oleh Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Surakarta yang difasilitasi Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) di Thiong Ting Jebres, Surakarta, Minggu 10 April 2022.

Baca Juga: Rawan Kasus Pencurian di Bulan Ramadhan, Kapolres Sukoharjo Naik Motor Patroli Sambangi Poskamling Warga

Ketua Panitia, JS. Dian Subagio menjelaskan, sembahyang Ching Bing sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu di Thiong Ting Jebres, karena dahulu ditempat itu banyak makam tak terurus dan tempat abu jenazah disimpan.

"Meskipun saat ini Thiong Ting dipindah ke makam Delingan Karanganyar, upacara Ching Bing tetap dilaksanakan di Thiong Ting, karena di bagian belakang masih ada makam Tn dan Ny Liem Djie Boo selaku pendiri dan pemilik Thiong Ting," ungkap Dian.

Menurutnya, Ching Bing biasanya digelar bertepatan dengan tanggal 5 April, yaitu dihitung 104 hari setelah Tangcik tanggal 22 Desember atau saat sembahyang musim dingin.

Baca Juga: Optimis Sambut Pemilu 2024, DPD PKS Sukoharjo Pasang Target Tambah Perolehan Kursi DPRD

Namun untuk pelaksanaannya bisa 10 hari atau setengah bulan sebelum sampai sesudah tanggal 5 April. Karena itulah juga sering disebut masa atau bulan Ching Bing.

Halaman:

Editor: Nanang Sapto Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x