Warga Terdampak Bencana Erupsi Gunung Semeru Tak Hanya Butuh Ketersediaan Bantuan Kebutuhan Pokok

- 9 Desember 2021, 08:05 WIB
Dusun Corah Koboan seperti kota mati, rumah warga, halaman, ladang, dan persawahan tertutup abu material erupsi Gunung Semeru. Tidak ada aktivitas warga, sementara diduga masih ada warga tertimbun material abu.
Dusun Corah Koboan seperti kota mati, rumah warga, halaman, ladang, dan persawahan tertutup abu material erupsi Gunung Semeru. Tidak ada aktivitas warga, sementara diduga masih ada warga tertimbun material abu. /Antara / Antaranews.com/

WNC – YOGYA- Warga terdampak bencana erupsi Gunung Semeru tidak hanya membutuhkan ketersediaan kebutuhan pokok dan ketersediaan lokasi pengungsian memadai.

Bencana yang menimpa warga di sebagian wilayah Lumajang, Sabtu 4 Desember 2021 itu menimbulkan kehilangan mendalam.

Ribuan orang terdampak dan kini tinggal di lokasi pengungsian. Tidak hanya kehilangan harta benda dan rumah tertimbun lahar, juga kehilangan anggota keluarga meninggal.

Lokasi pengungsian memadai perlu mereka bisa berkumpul, saling berbagi dan saling mendukung.

Baca Juga: Jasad Ibu-Anak Berpelukan Lahirkan Kisah Haru Erupsi Gunung Semeru, Rumini Mengajari Kita Cinta dan Berbakti

Rasa kehilangan dari dampak bencana  tersebut akan menimbulkan trauma psikologis terjadi dalam waktu lama.

Olah karena itu, diperlukan pendampingan psikologi bagi warga terdampak.

Selain sandang dan pangan, kebutuhan sekarang ini lebih difokuskan pada mereka yang keluarganya masih terpencar.

"Memastikan informasi keselamatannya dan posisi keberadaan anggota keluarga, saya kira itu kebutuhan jangka pendek, harus direspons,”kata Dekan Psikologi UGM, Dr. Rahmat Hidayat,

Seperti dikutip WNC dari ugm.ac.id, bagi korban yang kehilangan tempat tinggal atau rumahnya masih tertimbun, lokasi tempat pengungsian diharapkan memadai bisa istirahat dan berkumpul.

“Tempat pengungsian sebaiknya memadai untuk istirahat, tempat berkumpul keluarga bisa berbagi kesedihan dan saling mendukung. Sehingga memberikan waktu untuk mereka mengkonsolidasi diri,” paparnya.

Menurut Rahmat, warga di sekitar Gunung Semeru, kehilangan harta, kerabat dan anggota keluarga dalam masa darurat ini menghadapi situasi berat.

“Mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi berbeda dengan situasi normal sebelumnya,” imbuhnya.

Meski demikian, trauma psikologi warga akan berdampak dalam jangka panjang.

Bencana erupsi merupakan tipe bencana dengan kejadian tiba-tiba menimbulkan dampak juga mendadak.

Rasa kehilangan. tambah dia, menimbulkan tingkat stres sendiri dan menimbulkan beban psikologis.

"Seperti pengalaman korban saat menyelamatkan diri dari awan panas, mendengar suara atau terpapar awan panas menimbulkan dampak psikologis,” jelasnya.

Bagi orang dewasa, kemampuan penyesuaian diri dan mampu menerima rasa kehilangan meski butuh waktu lama. Sebuah kondisi reaksi wajar.

Perlu dilakukan memberikan tempat memadai bagi mereka agar berkonsolidasi satu sama lain.

“Kita harus memberikan dukungan dan kehadiran dalam banyak hal terutama soal kebutuhan pokok, " ucapnya.

Dia menyatakan kebutuhan pokok tidak bisa ditunda, kebutuhan pangan, papan dan kebutuhan kecil yang tidak terpikirkan kita.

Sedangkan untuk anak-anak, menurut Rahmat, sebaiknya diberikan tempat bagi mereka agar bisa beraktifitas dan bermain.

Sebab, anak-anak belum sepenuhnya memahami terhadap kondisi dihadapi, namun harus menjalani kehidupan berubah dalam waktu cepat.

”Posisi kita adalah mendukung dan memberikan dukungan dengan kebutuhan pokok jangka pendek yang diberikan,” pungkasnya. ***

 

Editor: Nadhiroh

Sumber: ugm.ac.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah