Santer Disebut Bakal Nyapres, Crazy Rich Grobogan Penuhi Undangan Podcast Anggota DPR RI

8 Mei 2022, 20:22 WIB
Joko Suranto crazy rich asal Grobogan dalam podcast bersama Mohammad Toha, anggota DPR RI Fraksi PKB /Dok/ Muhammad Toha

WNC-SUKOHARJO- Joko Suranto, seorang pengusaha properti sempat menghebohkan jagat media sosial (medsos) dengan sebutan Crazy Rich asal Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).

Nama Joko viral lantaran membiayai pembangunan jalan di desa tempat kelahirannya, yakni Desa Jetis, Karangrayung, Grobogan, sepanjang 1,8 kilometer. Ia mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp2,8 miliar.

Atas kiprah sosialnya itu, alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini bahkan santer dikabarkan bakal maju sebagai calon presiden (capres) pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Beredar Info Menag Yaqut Minta Masyakarat Iklaskan Dana Haji untuk IKN, Humas Kemenag: Itu Hoaks

Kiprah Joko rupanya juga menarik perhatian anggota DPR RI asal Sukoharjo dari Fraksi PKB, Mohammad Toha. Secara khusus, Toha menggundang Joko untuk ngobrol melalui podcast.

Banyak hal diulas dalam podcast tersebut, salah satunya menyinggung tentang kebenaran informasi terkait Joko yang berminat maju sebagai capres.

"Saya (dalam podcast) memberi parameter saja. Artinya, presiden itu kan jabatan politis. Nah, kami belum menanyakan, parpol mana yang akan dijadikan sebagai tempat berlabuh," kata Toha saat ditemui Minggu 8 Mei 2022.

Baca Juga: Sinopsis Film The Wolfman Malam Ini di GTV, Kisah Teror Manusia Serigala

Diluar dari PKB yang sudah memiliki Muhaimin Iskandar sang Ketua Umum (Ketum) sebagai calon presiden, Toha membenarkan bahwa saat ini sejumlah parpol sedang mencari sosok capres 2024.

"Misalkan Nasdem, ini kan (sedang) mengumpulkan nama-nama tokoh. ada Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, dan beberapa lainnya," terangnya.

Menjelang kontestasi Pemilu 2024 mendatang, menurut Toha, semua parpol dipastikan mencari kandidat terbaik yang layak dicalonkan sebagai presiden. Baik dari kader internal maupun eksternal.

Baca Juga: Kunjungan ke Museum Balla Lampoa Makassar, Ganjar Pranowo Disambut Raja Gowa dan Tokoh Adat

"Seperti PKB, kan juga mencalonkan (Muhaimin Iskandar) presiden. Dari proses pengumpulan nama -nama itu, artinya pada detik -detik akhir tentunya akan diumumkan siapa yang akan dicalonkan," paparnya.

Mengingat figur seorang capres berhubungan dengan ranah politis, maka agar saat terjun dilapangan bertemu masyarakat tidak sendirian, diperlukan pendekatan ke parpol meskipun sudah memiliki tim sendiri.

"Tujuannya apa? Supaya parpol juga ikut memasukkan namanya dalam kontestasi di internal parpol yang bakal dijadikan sebagai sarana pencalonan itu," terang Toha yang juga sama-sama alumni UNS.

Baca Juga: Rekomendasi 3 Makanan Ringan Khas Klaten untuk Buah Tangan, Nomor 1 Peninggalan Jaman Kolonial

Berkaca dari karir politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berangkat dari bukan pengurus parpol, Toha menyampaikan proses yang dilalui Jokowi juga melalui parpol, yakni PDIP.

"Ini saya sampaikan ke Pak Joko Suranto. Seperti bupati dan gubernur, ada juga yang terpilih bukan dari pengurus parpol. Mereka semula belum berpartai, namun karena ketokohannya, kemudian ditemukan oleh parpol untuk diusung sebagai kepala daerah," ujarnya.

Dalam pandangan Toha, Joko yang juga Ketua DPD REI Jawa Barat (Jabar) tersebut, adalah figur yang enak diajak ngobrol dan berdiskusi. Kepedulian sosialnya untuk membantu masyarakat sangat tinggi hingga akhirnya viral.

Baca Juga: Jemaah Haji 1443 H Maksimal Dapat Makan 119 Kali, Tim Ditjen PHU Kemenag Finalisasi Layanan Katering di Saudi

"Karena sekarang ini eranya medsos, maka sesuatu hal yang dikerjakan diluar dari kebiasaan umum menjadi viral. Belum ada kan, orang mengerjakan (membangun) jalan sepanjang 1,8 kilometer dengan duit sendiri," sebutnya.

Toha sangat mengapresiasi atas tingginya kepedulian sosial Joko terhadap lingkungan, khususnya kepada masyarakat yang benar -benar sangat membutuhkan bantuan.

"Pak Joko ini mengaku sudah sejak kecil suka membantu teman-temannya. Misalnya punya duit Rp100 ribu, maka yang Rp30 ribu disisihkan untuk sosial. Sampai punya duit banyak pun masih begitu," pungkasnya.***

 

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler